Menurut Rektor Unikom, Wisuda Daring Lebih Mahal Ketimbang Luring

Pendidikan157 views

Inionline.id – Rektor Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung, Eddy Soeryanto Soegoto menjelaskan, bahwa ada kemungkinan biaya wisuda dari di Unikom tidak ada perubahan meski ada protes dari sejumlah mahasiswa. Sebab menurutnya, biaya untuk wisuda daring lebih mahal daripada wisuda luring (offline).

Protes ini pun sempat viral di media sosial TikTok dan menjadi trending Twitter sejak Jumat, 2 Oktober 2020. “Yang jelas biaya tetap, namun tidak ada kenaikan biaya, walaupun biaya daring lebih tinggi dari luring,” kata Eddy kepada Medcom.id, Minggu, 4 Oktober 2020.

Ia menjelaskan, mengapa biaya wisuda periode kali ini meski daring namun besarannya sama dengan wisuda semester dan tahun lalu yang digelar luring (offline).

Ia pun merinci sejumlah daftar yang berisi biaya yang dikeluarkan untuk wisuda. Di antaranya ada untuk baju dan toga wisuda, box untuk baju dan toga wisuda, biaya pengiriman paket box baju dan toga, biaya cetak sertifikat, SKPI, dan cumlaude, cetak kertas transkip, map ijazah, box untuk ijazah transkip SKPI, pengiriman paket box ijazah transkip +SKPI, pembuatan merchandise (masker dan face shield), flashdisk, pulsa telepon untuk menghubungi wisudawan, legalisir ijazah transkip.

Kemudian ada juga biaya operasional panitia wisuda, cetak foto wisudawan, prosesi seremonial protokoler, biaya pembuatan video, tambahan perangkat komputer dan lain sebagainya.

Meski begitu Eddy mengakui, ada beberapa komponen seperti biaya gedung dan makan untuk tiga orang yang ditiadakan seperti yang dianggarkan dalam wisuda luring. Namun wisuda daring, kata Eddy, ternyata membutuhkan komponen biaya-biaya yang tidak sedikit.

Belum lagi biaya Infrastruktur wisuda untuk 2.040 wisudawan. Seperti Adobe Plan Subscription, Final Cut Pro, VMX, Zoom Licensed, dan Zoom Webinar.

“Sejujurnya (wisuda) daring lebih mahal daripada luring, karena adanya infrastruktur yang harus dipenuhi kampus agar wisuda berjalan bagus,” ungkap Eddy.

Ia menambahkan, belum lagi biaya pengiriman baju toga, ijazah, SKPI dan lainnya ke seluruh pelosok Tanah Air tempat wisudawan berada.”Jadi lebih repot dan lebih hati-hati. Beda dengan luring langsung (diberikan) saat wisuda,” terangnya.

Sebelumnya, Eddy akhirnya angkat bicara, merespons polemik mahalnya biaya wisuda daring di kampusnya. Jawaban rektor ini merespons video seorang ibu yang diduga orang tua mahasiswa sedang marah-marah sambil memegang toga, karena memprotes biaya wisuda yang mahal tersebut.

Eddy mengatakan, bahwa apa yang disampaikan di dalam video tersebut tidak sepenuhnya benar. Angka Rp3.770.000 yang disebut sang ibu tak sepenuhnya untuk biaya wisuda.

“Tidak benar. Yang benar itu Rp2.695.000 untuk biaya wisuda dan Rp765.000 untuk biaya sidang,” kata Eddy kepada Medcom.id, Minggu, 4 Oktober 2020.

Biaya itu, kata Eddy, sama besarnya dengan biaya wisuda semester dan tahun lalu yang digelar secara luring. “Biaya wisuda sama seperti semester dan tahun sebelumnya saat offline. Biaya wisuda ini ditetapkan sebelum covid-19, jadi nilainya tetap,” jelasnya.

Sebuah video yang berisi rekaman seorang ibu yang marah-marah sambil memegang toga untuk wisuda anaknya yang kuliah di Unikom (Universitas Komputer Indonesia) diunggah oleh akun @dessykusuma52 di TikTok sejak Jumat, 2 Oktober 2020. Video tersebut kemudian sempat menjadi trending Twitter dengan diikuti tagar #unikom dan #WisudaUnikomMahal.

Video tersebut berisi seorang ibu yang mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dibayarkan untuk wisuda daring (online) anaknya yang kuliah di Unikom, Bandung. Besaran uang wisuda tersebut dinilai tidak wajar untuk sebuah wisuda online, karena mencapai Rp3.770.000 dan hanya mendapatkan satu baju toga dan masker.