Inionline.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar program Mengajar dari Rumah dan Gerakan Merubah Perilaku angkatan ke dua. Program ini dijalankan oleh para mahasiswa serta alumni dari beasiswa Bidikmisi.
Kemendikbud telah mendapatkan 750 nama mahasiswa yang turut dalam program ini. Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam menyampaikan inisiatif dari 750 mahasiswa ini sangat dibutuhkan untuk mendorong pembelajaran bagi siswa di tengah pandemi.
“Saya yakin mahasiswa dan alumni Bidikmisi ini sangat sadar arti dan manfaat pendidikan yang merupakan modal penting untuk membangun Indonesia maju dan melahirkan generasi unggul serta membangun bangsa dengan berbasis SDM yang unggul,” kata Nizam dalam konferensi daring, Jumat, 16 Oktober 2020.
Nizam mengatakan, pandemi tidak boleh menghambat pembelajaran bagi siswa di Indonesia. Kehadiran relawan ini sangat membantu pendidikan, sekaligus meringankan beban para guru dan orang tua.
Pada angkatan kedua ini, para relawan juga mendapatkan amanah dari Satgas Covid-19 untuk mengubah perilaku masyarakat. Relawan harus mampu menyebar praktik memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan (3M) secara ketat dan lebih masif lagi.
“Pada batch dua ini ada tambahan tugas dari Satgas Covid-19 untuk mengubah perilaku karena cara termudah untuk mengakhiri pandemi ini adalah merubah perilaku dengan menerapkan 3M. Ini sederhana tapi kalau dilakukan, maka pandemi ini akan berakhir,” tambahnya.
Nizam berharap dua tugas besar itu dapat dilaksanakan dengan baik. Nizam juga mengingatkan agar selama menjalankan tugas, para relawan juga wajib memperhatikan keselamatan dan kesehatan masing-masing.
“Selamat dan terimakasih pada seluruh peserta program ini, semoga kita bisa menyelesaikan permasalahan tantangan ini, daripada kita mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan lilin meskipun kecil tapi menerangi sekitar kita,” pungkas Nizam.
Kemendikbud telah mendapatkan 750 nama relawan yang turut dalam program ini. Jumlah relawan pada batch II ini lebih sedikit dari batch I, yang mencapai 1.505 relawan.
