Saat New Normal Pengusaha Pesimis Mal Bakal Kembali Ramai

Ekonomi357 views

Inionline.id – Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) pesimis mal dan pusat perbelanjaan lain di DKI Jakarta akan kembali ramai saat beroperasi selama tatanan normal baru (new normal) mulai 15 Juni mendatang.

Alasannya, perilaku konsumen tak lagi seperti kala belum mengenal pandemi virus corona dan lebih memilih belanja secara online.

“Kalau kami buka new normal nanti 15 Juni di Jakarta, apakah semua orang ramai-ramai akan ke sana? Menurut saya itu nggak akan terjadi. Walaupun mereka rindu ke mall, ada hal-hal yang perlu mereka pertimbangkan,” ucap Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan lewat video conference pada Selasa (9/6).

Pertimbangan lainnya, lanjut Stefanus, adalah persoalan keuangan. Menurutnya, daya beli masyarakat belum akan langsung pulih sehingga kebutuhan belanja barang-barang tidak mendesak diproyeksikan tak akan naik signifikan.

Dari hasil observasi dan komunikasinya dengan pengelola pusat belanja di Surabaya, kebiasaan masyarakat datang ke mal untuk cuci mata disebutnya tak lagi terjadi. Masyarakat, imbuhnya, menghindari ruang publik jika tak memiliki kebutuhan penting. Sebagai catatan, pusat perbelanjaan di Surabaya selama ini terus beroperasi.

“Perubahan pola pikir dan perilaku juga jadi beda sekarang, nggak ada lagi orang datang ke mal hanya untuk jalan-jalan. Kecil sekali jumlahnya. Kalau dulu kan paling banyak, cuci mata, ngadem-ngadem di mal,” terangnya.

Kendati demikian, ia menyebut hal tersebut bukan lah alasan untuk tak mempersiapkan diri sebaik mungkin menyambut pengunjung dalam normal baru nantinya.

Dia meyakinkan pusat perbelanjaan di ibu kota akan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan protokol kesehatan arahan pemerintah. Sistem jual-beli nirsentuh (touchless) pun tengah digodok sehingga pengunjung tidak perlu khawatir harus berinteraksi dengan penyedia jasa secara langsung.

Tak hanya untuk pembayaran, pemesanan makanan juga nantinya dapat sepenuhnya dilakukan lewat teknologi. Menyadari kemampuan teknologi masyarakat yang tak merata, ia bilang bantuan akan disediakan selama masa transisi. Praktik jaga jarak aman pun akan diterapkan di dalam lift dan eskalator.

“Sanitasi sarana dan prasarana itu menjadi kewajiban dan ini yang jadi ada perubahan fungsi. Kalau kita lihat, dulu fungsi cleaning service ada pembersihan, sekarang sudah berubah, dia jadi petugas untuk menyanitasi semuanya supaya menjaga keamanan,” pungkasnya.