Selama Masa Pandemi Corona Penumpang Angkutan Umum di Jabodetabek Berkurang

Headline, Nasional357 views

Inionline.id – Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyampaikan, ada penurunan pengguna atau penumpang angkutan umum di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) selam masa pandemi virus Corona (COVID-19). Penurunan, bahkan terjadi sebelum wilayah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Khususnya di DKI Jakarta pada bulan Maret 2020 sudah berinisiasi melakukan berbagai pembatasan termasuk pembatasan transportasi sehingga pada bulan Maret tersebut sudah mulai terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup berarti,” kata Polana B. Pramesti, dalam keterangannya, seperti dilihat detikcom, Senin (20/4/2020).

Pola memberi perhatian pada tiga angkutan masa utama di Jakarta, yaitu bus TransJakarta, Moda Raya Terpadu (MRT), kereta rangkaian listrik (KRL), dan kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT). Jumlah penumpang di ke tiga moda tersebut menurun saat masa pandemi Corona dibanding hari-hari normal.

Untuk layanan TransJakarta selama bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, jumlah penggunanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu sebanyak lebih kurang 83 ribu orang/hari. Padahal dalam kondisi normal pada bulan Januari 2020 jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang/hari.

“Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak bulan Maret yaitu sebesar rata rata 550 ribu orang/hari atau turun 34,52% dibandingkan jumlah penumpang normal pada bulan Januari 2020,” kata Polana.

Untuk jumlah pengguna MRT, pada hari-hari normal di Januari 2020, penggunanya mencapai sekitar 85 ribu orang/hari. Pada bulan Maret, sudah mengalami penurunan sebesar 47,05%, yaitu sekitar 45 ribu orang/hari.

“Data pada bulan April sampai dengan tanggal 15, penguna hanya berkisar 5 ribu penumpang per hari, atau turun sebesar 94,11% dibanding Januari 2020,” kata Polana.

Penumpang KRL juga mengalami penurunan. Pada bulan Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859 ribu orang. Pada bulan Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38% menjadi sekitar 598 ribu orang/hari.

“Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183 ribu orang/hari atau turun 78,69% dibanding kondisi normal Januari 2020,” kata Polana.

Sementara itu, untuk LRT Jakarta, pada masa normal Januari 2020 melayani penumpang sekitar 3.800 orang/harinya, mengalami penurunan sebesar 47,36% pada bulan Maret 2020 menjadi hanya mengangkut sekitar 2 ribu orang/hari.

“Pada bulan April ini sampai dengan tanggal 15 jumlah penumpang LRT Jakarta tinggal sekitar 264 orang/hari atau turun 93,05 % dibanding kondisi
normal Januari 2020,” kata Polana.

Sampai dengan saat ini belum diperoleh data volume penumpang angkutan umum di luar DKI Jakarta dalam wilayah Jabodetabek. Namun dengan adanya pengurangan jumlah penumpang angkutan umum massal tersebut, otomatis akan mengurangi jumlah penumpang- yang diangkut oleh feeder-feeder di masing-masing wilayah.

“Dalam beberapa waktu terakhir kami sangat intensif melakukan rapat koordinasi dengan Dishub Se-Jabodetabek, dan hasil pantauan lapangan mereka, pengguna angkutan umum cenderung menurun, “kata Polana.

BPTJ juga mendata penumpang bus antar kota antar provini (AKAP) di terminal-terminal yang menjadi kewenangannya. Polana menyebut, ada penurunan penumpang yang berangkat maupun yang turun di terminal-terminial tersebut.

“Penurunan jumlah penumpang juga terjadi pada pelayanan moda bus antar kota antar Provinsi. Setidaknya, hal tersebut terpantau dari evaluasi data pelayanan Terminal Bus dibawah kewenangan BPTJ yaitu Terminal Baranangsiang (Bogor) Terminal Jatijajar (Depok) Terminal Poris Plawad (Kota Tangerang) dan Terminal Pondok Cabe (Kota Tangerang Selatan),” kata Polana.

Untuk Terminal Baranangsiang, Bogor, pada Januari 2020 tercatat penumpang AKAP yang datang melalui terminal ini masih sejumlah 20.164 orang. Namun pada pada bulan Februari, mulai menurun menjadi 19.448 penumpang/hari (-3,55%), bulan Maret hanya 3.356 orang. (-83,35%).

Demikian pula untuk keberangkatan di Terminal Baranagsiang penumpang pada bulan Januari 2020 masih tercatat 50.718 penumpang. Namun selanjutnya cenderung menurun yaitu bulan Februari 43.832 orang (-13,57%) dan Maret hanya sejumlah 8.467 penumpang (-83,30%).

Di Terminal Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada bulan Januari kedatangan penumpang tercatat masih sebanyak 1.401 orang. Namun kemudian cenderung menurun menjadi 998 orang (-28,76%) pada bulan Februari 2020 dan 882 orang (-37,04%) pada bulan Maret 2020.

Penumpang untuk keberangkatan di terminal ini juga menurun. Pada bulan Januari terdapat sebanyak 2.289 orang yang berangkat, turun menjadi 2003 orang (-12,49%) pada bulan Februari dan 2.102 orang (-8,16%) pada bulan Maret 2020.

Sementara, untuk Terminal Jatijajar Depok, jumlah penumpang kedatangan pada Januari sebesar 3.297 orang menurun menjadi 1734 orang (-47,40%) pada bulan Februari dan 1187 orang (-63,99%) pada bulan Maret.

Demikian pula untuk keberangkatan dimana pada bulan Januari 2020 masih tercatat 17.104 orang, menurun menjadi 14.225 orang (16,83 %) pada Februari dan 12.437 orang (-27,28 %) pada bulan Maret 2020.

Sedangkan, untuk Terminal Poris Plawad, Tangerang, pada bulan Januari masih mencatat kedatangan jumlah penumpang sebanyak 4.777 orang. Pada bulan Februari menurun menjadi 2.718 orang (-43,10%) dan bulan Maret tercatat 2246 orang (-52, 98%).

Sementara itu untuk keberangkatan pada bulan Januari 2020 pada terminal ini tercatat sebanyak 20.298 orang, menurun menjadi 18849 orang (-7,13) pada bulan Februari 2020. Namun khusus untuk bulan Maret angka keberangkatan kembali naik mendekat masa normal yaitu sebanyak 20292 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *