Anggota DPRD Jabar Petakan Masalah Sungai Cileungsi, Normalisasi Jadi Solusi

Antar Daerah057 views

Bogor, Inionline.Id – Banjir yang merendam sebagian wilayah Desa Bojongkulur, Kecamatan Cileungsi, akibat luapan Sungai Cikeas dan Cileungsi, sepertinya sudah menjadi langganan setiap musim penghujan datang.
Ironisnya, sampai sekarang langkah konkrit untuk mengatasi agar aliran dua sungai yang berhulu di Gunung Pancar, Kecamatan Sukamakmur dan Gununggeulis, Kecamatan Megamendung itu sampai sekarang belum terlihat.
“Banjir tahunan yang selalu menggenangi ratusan rumah di sebagai wilayah Desa Bojongkulur serta Kota Bekasi itu perlu diatasi secara permanen, sebab jika tidak, tiap musim penghujan datang, banjir akan terus melanda,” kata dua Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Mochamad Ikhsan dan Prasetyawati, dalam keterangan tertulisnya kepada Inionline.Id, Kamis (30/01).
Banjir di hari pertama tahun 2020 itu, kata politisi PKS yang tinggal di Kecamatan Gunungputri itu membuka mata hati semua pengambil kebijakan, tak hanya di Kabupaten Bogor saja, sebagai pemilik wilayah, tapi Jawa Barat dan pemerintah pusat.
“Alhamdulillah, para pengambil kebijakan di pemerintah pusat sudah merancang beberapa rencana, untuk mengatasi agar aliran dua Sungai Cileungsi dan Cikeas, tak lagi meluap, ketika debitnya naik di musim hujan. Ini langkah nyata, kami (DPRD-red) Jabar pun siap membantu dengan menyampaikan usulan rencana itu ke DPR – RI,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi – Cikeas (KP2C) Puarman mengatakan, kunjungan dua anggota Komisi IV DPRD Jabar itu, untuk melihat langsung kondisi terkini dampak banjir di awal tahun.
“Banjir awal Januari lalu merendam sedikitnya 26 perumahan baik di wilayah Kabupaten Bogor maupun Kota Bekasi, secepatnya di atasi, sebab jika tidak, warga yang tinggal di 26 perumahan setiap musim hujan datang pasti akan was-was terus,” ungkapnya kepada dua Aleg Jabar, saat pertemuan di Perumahan Vila Nusa Indah (VNI) I.
KP2C kata Puarman, berdasarkan kajian, ada empat rekomendasi yang harus dilaksanakan pemerintah, diantaranya early warning system atau peringatan dini, edukasi sungai dan pencegahan bencana banjir, normalisasi sungai serta pembangunan Waduk Narogong.
“Kalau untuk edukasi sudah dilakukan sejak dua tahun lalu. Nah, untuk tiga rekomendasi, karena butuh biaya besar, kami serahkan pada pemerintah, dari tiga rekomendasi yang paling mendesak pengerukan Sungai Cileungsi dan Cikeas, karena sudah terlalu dangkal, terakhir kali dua sungai dikeruk tahun 1973 atau 46 tahun lalu,” katanya.
Puarman optimis, ketika tiga rekomendasi direalisasikan, setidaknya banjir besar akan teratasi. “Itu bagian dari ikhtiar, untuk mencegah air dari dua sungai yang menjadi satu di Bekasi itu, tak lagi meluap kepemukiman,” tutupnya. (JC)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *