Prabowo Janji Akan Turunkan Harga Telur Dan Pangan Lainnya Dalam Waktu 100 Hari

Ekonomi257 views

Inionline.id – Janji kampanye Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto untuk menurunkan harga telur dan pangan lainnya dalam waktu 100 hari bikin heboh.

Janji tersebut mendapatkan respon sekaligus kritikan oleh khalayak, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Luhut Binsar Pandjaitan.

Banyak yang mempertanyakan dengan cara apa Prabowo akan menurunkan harga telur dan pangan lainnya jika terpilih nanti menjadi kepala negara.

Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto berjanji jika terpilih nanti akan menurunkan harga telur dalam program 100 hari.

Janji tersebut disampaikan langsung usai mendapat aspirasi dari emak-emak yang tergabung dalam Forum Komunikasi Majelis Ta’lim (FKMT) serta relawan Aliansi Pencerah Indonesia (API).

Pertemuan tersebut digelar di kediaman Prabowo Subianto di Desa Bojong Koneng, Bukit Hambalang, Babakan Madang, Bogor, Jumat (8/2/2019).

Ekonom Dradjad Wibowo, anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengatakan penurunan harga sudah menjadi komitmen capres 02.

Bukan hanya telur ayam, melainkan harga pangan lainnya juga akan dibuat terjangkau.

“Saya tidak mau hanya bicara telur. Kita bicara pangan. Mas Bowo (Prabowo Subianto) itu tulus dan serius untuk menurunkan harga pangan bagi rakyat, sekaligus memberi harga jual yang layak bagi produsen,” kata Drajad, Jakarta, Sabtu (23/2/2019).

Sikap tulus Prabowo yang berpihak kepada nasib peternak hingga petani pun menjadi pembeda dengan Capres Petahana.

Menurut Drajad, Prabowo-Sandi sudah mengantongi strategi yang bisa menurunkan harga telur ayam cs. Oleh karena itu, tim sukses Prabowo-Sandi pun optimis bisa berhasil menurunkan harga telur cs.

Dradjad menilai wajar kritikan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terhadap rencana capres Prabowo Subianto pangkas harga telur dalam 100 hari.

Sebaliknya Dradjad menilai pemerintah tak mampu mengamankan harga pangan dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.

“Harga pangan ini memang keberpihakan Prabowo-Sandi. Jadi saya maklum jika Menko Luhut menyindir, protes dan lain-lain karena, selama 4 tahun pemerintahan Presiden Jokowi tidak mampu mengamankan harga pangan,” kata Dradjad, Jakarta, Sabtu (23/2/2019).

Dradjad menegaskan jika Presiden Jokowi tidak bisa menekan atau menurunkan harga telur cs, maka sebaiknya ditanyakan langsung kepada Menteri Perdagangan.

“Silakan tanya pemerintah berpihak kepada siapa. Silakan cek siapa saja raja-raja impor dan mafia pangannya,” ujar dia.

Janji Capres Prabowo Subianto menurunkan harga telur dikomentari santai peternak Blitar. Menurut mereka, harga telur itu yang menentukan pasar. Kalaupun pemimpin hasil Pemilu 2019 mau menurunkan harganya, maka syarat utamanya harus bisa menurunkan harga pakan.

“Gampang menurunkan harga telur itu. Asal bisa menurunkan harga pakan itu saja, mudah kan,” kata Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Sukarman, Sabtu (23/2/2019).

Menurut Sukarman, dengan estimasi harga jagung Rp 4.000 per kg, seharusnya harga telur ditingkat peternak sebesar Rp 18.000 per kg. Dengan harga itu, peternak bisa menutup biaya operasional.

Saat ini stok jagung melimpah. Selain musim panen raya, quota import jagung semua diserap oleh peternak. Hingga harga di tingkat petani hanya Rp 3.150 per kg.

Dan sampai dipeternak sekitar Rp 4.000 per kg. Sementara, bulan Maret mendatang pemerintah berencana mengimpor lagi jagung untuk pakan.

Informasi yang dihimpun detikcom, saat ini harga telur di tingkat mencapai Rp 17.800 per kg. Sedangkan harga ditingkat konsumen mencapai Rp 23.000 per kg.

Sementara harga jagung sebagai bahan pakan utama masih di kisaran peternakRp 4000 per kg.

Walaupun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat, namun sampai saat ini pabrik pakan belum mau menurunkan harga pakan impor. Alasannya, stok yang tersedia masih mengacu harga saat dolar AS masih menyentuh Rp 15.000.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitanmengungkapkan bahwa rencana salah satu tokoh yang ingin menurunkan harga telur dan pangan dalam waktu 100 hari harus berhati-hati.

Luhut menjelaskan, kehati-hatian di sini jangan sampai membuat para petani justru tertekan.

“Saya nggak bilang Pak Prabowo, saya hanya bilang kalau nurunkan 100 hari itu harus hati-hati, karena kalau diturunkan harga beras petani teriak,” ungkap Luhut di Acara Mengapa Harus Memilih, Jakarta, Sabtu (23/2/2019).

Jika ingin menurunkan harga pangan, menurut Luhut, harus mencari titik keseimbangan antara daya beli masyarakat dengan keuntungan yang didapat para petani.

Dia mengungkapkan, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) saat ini berhasil menjaga stabilitas harga pangan. Hal itu bisa dilihat dari realisasi tingkat inflasi yang berada di level rendah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *