PEMBANGUNAN TERMINAL PARUNG KAPAN DIREALISASIKAN

BOGOR, inionline.id – Rencana pembangunan terminal Parung yang sudah digaungkan sejak lama, kembali dipertanyakan  warga. Pasalnya, volume kendaraan yang semakin banyak, telah membuat jalan raya Parung seringkali dilanda kemacetan panjang terutama pada hari libur.

“Sudah capek saya mempertanyakan dan memberikan tanggapan untuk mendorong agar terminal Parung segera di bangun,” keluh Benni SM seorang tokoh masyarakat Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, kepada wartawan, Kamis (23/8/2017).

Dia mengungkapkan, hingga saat ini Pemkab Bogor baru bisa menebaskan lahan utama untuk terminal dan lahan tersebut sekarang terbengkalai sehingga banyak  d tumpukan sampah didalamnya.

“Pembebasan lahan untuk jalan masuk hingga sekarang belum juga tuntas. Padahal rencana program pembangunan terminal Parung sudah diwacanakan sejak era Rahmat Yasin jadi Bupati Bogor,” papar pria yang juga sesepuh Ormas Pemuda Pancasila ini.

Masih kata Benni SM, sudah 10 tahun tengana pembangunan terminal Parung belum terwujud. Padahal menurutnya, masyarakat Parung secara umum sangat membutuhkan adanya terminal.

“Adanya terminal Parung diharapkan mampu mengurai kemacetan yang rutin terjadi. Di Parung ada 12 trayek angkutan umum yang setiap hari keliar masuk. Ironisnya, ribuan kendaraan itu tidak punya terminal. Jujur saja warga Parung lelah menunggu janji pemerintah.” Pungkasnya.

Sementara pengamat transportasi dari Universitas Indonesia, Jack Subrata mengatakan, sudah selayaknya masalah kemacetan yang dikeluhkan warga bisa diberikan solusinya. Apalagi jika itu ada di sebuah wilayah urban yang tingkat kepadatan penduduk dan intensitas lalu lintasnya sangat tinggi.

“Untuk mengatasi kemacetan itu, selain harus ada terminal utama, pemerintah daerah setempat juga bisa mempersiapkan jalur feeder (pengumpan) atau terminal-terminal kecil. Itu bisa dikerjasamakan dengan pemda lain di sekitarnya,“ ujar pria yang juga Dosen Fakultas Teknik UI ini.

Jack menjelaskan, dalam konsep transportasi publik, sangat dibutuhkan rencana dan sistem yang visioner. Sehingga mampu membaca potensi masalah dan mencari solusi secara menyeluruh dan bermanfaat dalam waktu jangka panjang. “Perlu adanya konsep transit oriented development,“ sambungnya.

Dia menambahkan, secara prinsip pembangunan sebuah terminal di satu kawasan padat lalu lintas memang sangat penting karena akan menumbuhkan geliat ekonomi  baru di tengah masyarakat. Namun dia menyarankan agar diantisipasi hal lainnya, seperti adanya titik kumpul kendaraan baru. Karena biasanya, sambung Jack Subrata, pembangunan terminal akan diikuti oleh pembangunan lainnya seperti toko, ruko, gedung sarana publik dan lainnya.

“Jadi meski sangat penting adanya terminal, tetap harus dicari solusi dan kebijakan yang komprehensif dan dirumuskan secara profesional.“ Ujarnya menegaskan. (MUL)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *