Ratusan Jamaah Umroh Tertahan Kepulangan nya di Arab Saudi

Jeddah, IniOnline.id – Ratusan jemaah umrah yang berangkat dengan travel BMP tertahan kepulangannya di Saudi karena missmanajemen. Senin (02/04) sore waktu Arab Saudi/WAS (malam waktu Indonesia), tim Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah kembali memediasi proses pemulangan mereka.

Mediasi dilakukan bertahap sesuai jadwal pemulangan jemaah. Stafnis I KUH Ahmad Dumyathi Basori mengatakan mediasi pemulangan 42 jemaah umrah travel BMP berjalan lancar. Mereka dijadwalkan kembali ke Tanah Air hari ini, Selasa (03/04), pukul 04.00 dini hari WAS dengan pesawat Saudia Airlines (SV) 834 menuju Kuala Lumpur.

“Kami berangkat dari hotel pukul lima sore menuju bandara, kami sangat senang dengan kawan-kawan kantor haji yang sangat concern membantu saudara-saudaranya,” jawab Arif Marsal, mutawwif rombongan jemaah umrah, di Jeddah.

Menurut Dumyathi, rombongan jemaah umrah semula akan diantar ke bandara dengan bis Rawahel yang sudah dikontrak mereka. Namun, KUH KJRI Jeddah melakukan mediasi dengan pihak muassasah Shagadif, untuk bisa mengangkut jemaah ke bandara sehingga tidak lagi terjadi masalah seperti sebelumnya, di samping bisa mengurangi biaya.

“Kita telah berkomunikasi dengan muassasah Shagadif untuk mengangkut jemaah dari hotel ke bandara dengan bis muassasah. Kita juga sudah mengkomunikasikan pembatalan rute hotel ke bandara yang seharusnya diangkut oleh bis Rawahel, sehingga jemaah bisa memanfaatkan uangnya untuk di Kuala Lumpur nanti,” jelas Dumyathi.

Hal sama disampaikan karyawan KUH M. Syafei. Menurutnya, setelah proses mediasi, Muassasah Shagadif siap bertanggung jawab terhadap proses handling kepulangan jemaah di bandara. “Muassasah bersedia untuk bertanggung jawab, termasuk handling saat di bandara,” ungkapnya

Dumyathi menjelaskan bahwa KUH KJRI Jeddah tidak dapat membantu hal-hal yang bersifat finansial, karena pelaksanaan umrah bersifat business to business, sementara TUH tidak ada anggaran untuk penyelesaian pembayaran apapun terkait umrah. “Tidak ada anggaran apapun di KUH yang bisa digunakan untuk penyelesaian masalah umrah,” pungkas Dumyathi.

Diketahui dengan berbagai persoalan sekitar jemaah umrah, KUH masih belum mendapatkan alokasi anggaran operasionalnya. Maklum KUH masih sebagai kantor urusan haji dan belum menjadi Kantor Urusan Haji dan Umrah (KUHA).

40 Tiba di Kuala Lumpur

Dumyathi menambahkan, sebanyak 40 jemaah umrah BMP asal Kota Duri Provinsi Riau dilaporkan sudah ada di Ibukota ‎Malaysia, Kuala Lumpur. Sempat tertunda kepulangannya, mereka diberangkatkan dari bandara Jeddah dengan Saudia Airlines pada Minggu, 1 April 2018.

Kepulangan mereka juga setelah dilakukan proses mediasi KUH KJRI Jeddah dengan pihak Shagadif. Muassasah Shagadif akhirnya mau membelikan tiket kepulangan.

“40 jemaah ini mestinya sudah tiba di Kuala Lumpur pada 31 Maret 2018.
Namun, tiket mereka hangus dikarenakan hingga Ahad, ke-40 jemaah tidak bisa meninggalkan Hotel Rayana Ajyad di Makkah karena hotel belum dibayar pihak travel. Akhirnya Shagadif membayarkan hotel dan membelikan tiket baru untuk keberangkatan hari Ahad,” terang Dumyathi.

Menurut Dumyathi, pihaknya sudah mendapat konfirmasi dari jemaah bahwa mereka sudah tiba di Malaysia hari Minggu jam 17.00 Waktu Kuala Lumpur.

Diinformasikan bahwa untuk berangkat umrah, biaya yang dibayarkan jemaah kepada BMP berkisar Rp20juta hingga Rp22,5juta. (na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *