Melihat Kembali Gelaran AICIS Tiga Tahun Terakhir

Jakarta – iniononline.id

Kementerian Agama akan kembali menggelar Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Tahun ini adalah gelaran AICIS yang kali ketujuh belas.

Berbeda dengan sebelumnya, AICIS tahun ini digelar sebagai bagian dari International Islamic Education Expo (IIEE) 2017. Rencananya, pada event yang berlangsung dari 21 – 24 November mendatang, akan digelar “Deklarasi Jakarta” untuk menyuarakan Islam Indonesia yang moderat, toleran, dan multikultural kepada dunia.

Selalu ada pesan yang disampaikan pada setiap gelaran AICIS. Berikut ini kilas balik hasil AICIS dalam tiga tahun terakhir.

Deklarasi Lampung di AICIS 2016

AICIS 2016 berlangsung di IAIN Lampung. Saat itu, AICIS mengangkat tema “Kontribusi Islam Indonesia bagi Peradaban Dunia”. Gelaran ini menghasilkan Deklarasi Lampung yang dibacakan Rektor IAIN Lampung, Moh. Mukri dan diikuti para rektor PTKI lainnya jelang upacara penutupan, Kamis 4 November 2016, sebagai berikut:

Kami, unsur pimpinan dan segenap civitas akademika di seluruh perguruan tinggi keagamaan Islam di Indonesia, menyatakan:

1.    Islam Indonesia adalah sebuah entitas keberagamaan yang mengapresiasi dan mengaksentuasi nilai-nilai moderasi, khasanah tradisi, nasionalisme, harmoni sosial, toleransi beragama dan demokrasi berkeadaban;
2.    Islam Indonesia bukanlah entitas keberagamaan yang tereduksi dan terdevaluasi, melainkan entitas yang sejajar, sederajat dan memiliki karkat-martabat yang sama dengan Islam di belahan dunia yang lain;
3.    Kami bertekad akan merawat, memperkuat, dan merevitalisasi Islam Indonesia yang berkeadaban;
4.    Kami bertekad akan mempromosikan dan mendesiminasikan Islam Indonesia ke panggung global agar keberadaannya mampu memberikan kontribusi positif bagi peradaban dunia;
5.    Kami menolak segala bentuk kekerasan dan radikalisme yang mengatasnamakan agama, karena agama itu suci dan Islam adalah agama perdamaian serta rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil alamin).

Deklarasi ini diharapkan menjadi model dan strategi promosi Islam Indonesia dalam kancah global.

AICIS 2015 Sebagai Ruang Aktualisasi Akademik

IAIN Manado mendapat giliran sebagai tuan rumah AICIS 2015. Mengangkat tema “Harmony In Diversity: Promoting Moderation and Preventing Conflicts In Socio Religious Life”, AICIS 2015 menjadi ruang aktualisasi akademik.

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Kamis, 3 September 2015, menegaskan bahwa forum ini menjadi refleksi dedikatif untuk menghadirkan hasil-hasil penelitian, temuan-temuan baru dan pengembangan metodologi keilmuan. Konferensi ini menjadi saksi bahwa PTKI yang dicintai masyarakat terus berkontribusi memainkan sejumlah peran strategis, antara lain:

1.    Menjadi focal point gerakan pembaharuan pemikiran Islam sebagai respons atas dinamika modernisasi dengan tetap berpijak pada tradisi dan pemikiran Islam klasik.
2.    Menjadi mediating structure atau cultural broker guna memandu masyarakat menyongsong perubahan sosial agar tetap berada dalam bingkai islam agar masyarakat muslim dapat mengapresiasi modernitas tanpa kehilangan identitas keislamannya.
3.    Melahirkan kelas menengah Islam terdidik yang menjadi critical mass untuk menopang pembentukan masyarakat madani dan sistem sosial politik yang demokratis.
4.    Meningkatkan mutu dan memperkuat kelembagaan pendidikan tinggi islam menjadi institusi yang terbuka, modern, empiris kontekstual.
5.    Menggerakkan proses modernisasi dan transformasi sosial untuk memadukan antara khazanah tradisi Islam klasik yang kaya akan metodologi akademik dan keilmuan modern yang merujuk tradisi barat untuk meningkatkan produktivitas keilmuan
6.    Melahirkan pemikiran Islam moderat, progresif dan inklusif di tengah pergaulan antar bangsa dan mengembangkan dialog antar peradaban.
7.    Membangun harmoni sosial di tengah pluralitas budaya untuk mewujudkan masyarakat madani yang demokratis.

AICIS merupakan media dan wadah membangun intellectual networking bagi para dosen, peneliti, dan pengkaji Islam. “Join Research ini penting, apalagi untuk membangun jurnal terakreditasi nasional maupun internasional. Itulah sebabnya, AICIS pada setiap tahunnya selalu mengundang dan menghadirkan narasumber dalam dan luar negeri,” tutur Kamaruddin.

AICIS 2014 dan Deklarasi Balikpapan

AICIS 2014 digelar di Balikpapan, 21 – 24 November. Usai dibuka Menag Lukman Hakim Saefuddin (LHS), dilakukan penandatanganan Prakarsa Balikpapan 2014.

Piagam ini ditandatangani sejumlah tokoh. Selain Menag Lukman, ikut tanda tangan juga Wagub Kaltim Mukmin Faisyal, Sekjen Nur Syam, Dirjen Pendis Kamaruddin Amin, Direktur Diktis Dede Rosyada, Tokoh Masyarakat Balikpapan KH Muh Anas Muchtar, Rektor UIN Al-Raniry Aceh Farid Wajdi, Rektor IAIN Samarinda Mukhamad Ilyasin, dan Ketua STAIN Al-Fatah Jayapura Hamid Idrus.

Pada Prakarsa Balikpapan 2014 tertulis: “Merangkai Mozaik Keberagaman Budaya, Suku, Ras dan Agama, sebagai pilar NKRI untuk meneguhkan Islam Indonesia sebagai kiblat keislaman dunia”. Dengan pendatanganan Prakarsa Balikpapan,  AICIS 2014 diharapkan menjadi  tonggak kontribusi  Islam Indonesia yang lebih besar, tidak hanya bagi Nusantara, namun juga untuk kebaikan dunia.

“Dinamika Masyarakat Indonesia dan tatanan global dengan segala problematikanya, sangat menanti peran para ilmuwan dan cendekiawan muslim sebagai pembawa misi Islam yang toleran dan mencerahkan peradaban, khas Indonesia,” pesan Menag kala itu.

“Studi Islam yang dibangun dan dikembangkan di lembaga pendidikan tinggi Islam di Tanah Air, memberi andil besar dalam membentuk mainstream wajah umat Islam Indonesia yang moderat. Semua dilakukan agar menciptakan pemahaman agama yang rahmatan lil alamin, yang toleran,” tambahnya. (kemenkeu/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *