Mendagri Jadi Inspektur Upacara Jambore Kebangsaan

Cianjur – inionline.id

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo bertindak sebagai Inspektur Upacara Jambore Kebangsaan dan Wirausaha di Bumi Perkemahan Mandalawangi Cibodas, Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Rabu (25/10). Tjahjo mengapresiasi pelaksanaan Jambore bertajuk “Bersatu, Kreatif, Majukan Ekonomi Indonesia” yang digelar 24-29 Oktober 2017.

“Muara dari Jambore ini untuk mencapai ekonomi bangsa yang mandiri, kompetitif dan mengantarkan Indonesia pada kejayaan. Pemuda dan mahasiswas sebagai motor penggerak. Ini patut kami respons dan apresiasi,” kata Tjahjo dalam amanatnya.

Sekadar diketahui, Jambore diikuti 15 organisasi kemahasiswaan diantaranya HMI, GMNI, GMKI, KAMMI, PMKRI, Hikmabudhi dan PMII. Turut hadir dalam Jambore yaitu mantan Ketua DPR Akbar Tanjung, Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto serta Dandim Cianjur Letkol CZI Hidayati.

“Saya akan mencoba setelah ini (Jambore), panitia dan 15 organisasi kemahasiswaan bisa diterima oleh Bapak Presiden Jokowi. Saya mengikuti wawancara ketua panitia dengan televisi nasional, menjelaskan dengan detil langkah-langkah program kegiatan strategis Jambore,” ujar Tjahjo.

Pada kesempatan itu, dia mengungkapkan, terdapat empat tantangan bangsa yaitu ketimpangan sosial, korupsi, penyalahgunaan narkoba dan radikalisme atau terorisme. “Saya kira pemuda dan mahasiswa mempunyai bagian dan harus berperan, apalagi kelompok Cipayung yang sejak zaman Orde Baru mempunyai komitmen,” kata Tjahjo.

Dia menuturkan, ketimpangan sosial sepatutnya untuk terus menerus dicermati. Dengan kegiatan Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan, dia berharap pemuda dan mahasiswa bersama pemerintah daerah, tokoh agama, masyarakat dan adat serta elemen demokrasi turut membantu mengurangi ketimpangan sosial.

Sementara terkait korupsi, dia menyatakan, dari tahun ke tahun kasus korupsi tidak pernah menurun, tapi terus meningkat. Hampir seluruh pejabat negara, termasuk pihak swasta sudah terkena operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Polri melalui jajarannya juga membongkar kasus-kasus korupsi. Dia mendukung penegak hukum untuk terus memberantas korupsi. “Harus mampu juga melakukan langkah-langkah pencegahan,” ujarnya.

Mengenai penyalahgunaan narkoba, menurutnya, setiap hari ada 60 orang yang meninggal. Narkoba tidak mengenal usia golongan.

Soal radikalisme atau terorisme. Dia optimistis pemuda dan mahasiswa mempunyai komitmen menentukan sikap siapa kawan siapa lawan. Khususnya, terhadap kelompok dan individu yang ingin mengubah ideologi negara Pancasila. “Mengubah UUD 1945, mengubah NKRI dan mengubah Bhinneka Tunggal Ika. Kita semua harus bersatu,” tegasnya.

Menurutnya, konstitusi memberikan jaminan setiap orang atau kelompok untuk berhimpun, berserikat, mendirikan organisasi masyarakat (ormas) yang bersifat keagamaan dan sosial. Namun, dia menegaskan, ormas yang dibentuk tidak boleh mempunyai ideologi selain Pancasila. Apalagi, jika ada keinginan mengubah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Ini bukan tanggung jawab tentara saja, kepolisian saja, tapi tanggung jawab tokoh agama, masyarakat, adat, elemen demokrasi, khususnya pemuda dan mahasiswa. Kalau tidak, maka negara ini bisa hancur, bisa pecah. Saya yakin teman-teman pemuda dan mahasiswa sekalian punya gagasan, komitmen untuk menegakkan demokrasi dengan tetap mempunyai ideologi Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ucapnya.

Tjahjo sempat turun dari mimbar untuk menyalami langsung peserta yang berada di barisan depan. Pemuda dan mahasiswa menyambut antusias hal itu. Beberapa peserta berebut bersalaman serta berfoto dengan Tjahjo.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Jambore, Agus Harta mengatakan, Jambore Kebangsaan dan Kewirausahaan lahir dari kesadaran pemuda dan mahasiswa. Menurutnya, pemuda dan mahasiswa mempunyai tanggung jawab berpikir. “Bukan hanya untuk saat ini, tapi masa depan. Masa depan bergantung persaudaraan dan persatuan kita,” kata Agus.

Dia mengajak pemuda dan mahasiswa untuk bergerak maju. “Ada tugas kita merawat persatuan dan menentukan ekonomi sebagai salah satu pilar bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Jambore dihadiri sebanyak 4500 peserta, lebih 500 orang panitia terlibat yang terdiri dari 15 organisasi kemahasiswaan. “Peserta beragam kultur, agama, etnis budaya, ini adalah Indonesia. Kebinekaan Indonesia bisa kita rasakan di sini. Kini saatnya kita tunjukkan kepada rakyat Indonesia dan dunia bahwa mahasiswa bisa bersatu, bersaudara, berkarya demi kejayaan Indonesia,” tandasnya. (kemendagri/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *