Menag Baca Puisi Pada Ajang Hari Puisi Indonesia

Jakarta – inionline.id

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didaulat untuk membacakan puisi pada ajang Malam Anugrah Hari Puisi Indonesia (HPI) Tahun 2017. Lukman tiba sekitar pukul 20.27 WIB di Gedung Graha Budaya (GGB), Taman Ismail Marzuki (TIM), Rabu (4/10).

Kegiatan yang memasuki tahun ke-5 penyelenggaraa ini, mengusung tema “Puisi Harga Hidup”. Puncak perayaan Hari Puisi Indonesia 2017 didahului perayaan Hari Puisi oleh 80 komunitas sastra yang tersebar di 40 daerah di Nusantara.

Pada malam anugrah HPI yang dilaksanakan oleh Yayasan Hari Puisi kali ini, terdapat dua kegiatan utama. Pertama, peluncuran buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (ASPI) yang memuat lebih kurang 1.000 biografi penyair Indonesia dari angkatan pujangga baru hingga penyair yang berkarya tahun 2017. Kedua, pembacaan puisi oleh tokoh-tokoh publik di Indonesia.

Lukman, merupakan salah satu tokoh publik yang membacakan puisinya dalam kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Ketua panitia, Asrizal Nur secara khusus menyampaikan ucapan terimakasih kepada Menag Lukman karena telah menjadi menteri pertama yang mendukung terselenggaranya Hari Puisi Indonesia.

Selain Lukman, tampak beberapa tokoh publik yang naik ke atas panggung membacakan puisi, antara lain Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita, Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Duta Besar RI Untuk Negara Republik Azerbaijan Husnan Bey Fanani, serta Duta Besar Libya Sadegh M.O Bensadegh.

Meskipun ini bukan kali pertama Lukman tampil dalam ajang HPI, dirinya merasa apa yang ditulisnya belum bisa disebut sebagai puisi. “Ini tulisan, Saya tidak berani mengatakan puisi. Apalagi ini di tengah-tengah penyair. Jadi baiknya tulisan, goresan,” kata Lukman di hadapan seluruh penonton yang memenuhi auditorium GGB Taman Ismail Marzuki.

Tampil dengan balutan kemeja lengan panjang berwarna biru dongker dan celana warna khaki, Lukman membacakan tiga tulisannya, yang berjudul : Berduka Dan Bersuka , Kemana Dan Dimana, Haruskah Atau Harusnya.

Berikut 3 tulisan Menag Lukman Hakim Saifuddin:

Berduka Dan Bersuka

Angin bertiup berderu-deru
Berduka berpisah dengan yang dirindu,
Ataukah bersuka bertemu dengan yang dituju

Ombak berdebur berulang kali,
Berduka bergulung tinggalkan laut sepi
Ataukah bersuka berlomba menggapai tepi

Ayam berkokok berkumandang
Berduka sesali malam kan menghilang
Atau kah bersuka menyambut pagi menjelang

Air mata berderai tumpah
Berduka berkabung musibah
Atau kah bersuka bertrima berkah

Bibir bergetar memanjatkan doa
Berduka dengan asa yang tak kunjung nyata
Atau kah bersuka menyatakan cinta pada Yang Maha Segala

Hati berdzikir khidmat,
Berduka memohon taubat
Ataukah bersuka bersyukur nikmat

Berduka dan bersuka,
Berbeda rasa, bermakna sama
Berduka dan bersuka,
Keduanya dariNya,
Masihkah perlu tanya

Ke mana Dan Di mana

Maju tak ke depan,
Mundur tak ke belakang
Mendaki tak ke atas
Menurun tak ke bawah

Masuk tak ke dalam,
Melesak tak ke luar
Menyerong tak kesamping
Menepi tak ke pinggir
Berputar tak melingkar
Berderak tak bergerak
Berangkat tak pergi
Pulang tak kembali

Wahai ilahi Rabbi,
Tunjukilah kami

Haruskah Atau Harusnya

Haruskah ku mengejarmu berlari cepat
Tuk sandarkan rinduku yang penat
di haribaanmu yang hangat

Atau

Harusnya ku cukup selami diri sendiri
Karena kau tak kemana pergi
Karena kau tetap ada bersemayam di sanubari ini

(kemenag/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *