PPIH GELAS RAPAT PERSIAPAN PUNCAK HAJI

Jeddah – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar rapat koordinasi membahas persiapan menghadapi puncak haji. Rapat dipimpin langsung oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah.

“Rapat dilakukan dalam rangka penyelengaraan, menyiapkan haji termasuk risiko yang akan terjadi dalam konteks puncak haji,” kata Nizar Ali saat memberikan keterangan pers usai rapat, Jumat (18/08).

Menurut Nizar Ali, ada beberapa hal yang menjadi fokus bahasan rapat, termasuk di antaranya: penghentian sementara layanan ketering dan bus salawat di Makkah jelang puncak haji, serta persiapan menghadapi Armina, termasuk antisipasi agar kejadian masa lalu tidak terulang lagi.

“Banyak yang tadi kita diskusikan dalam konteks itu dan risiko yang dihadapi. Yang paling kursial adalah wukuf saat di Muzdalifah, risiko besar ketika lempar di jamarat. Bagaimana agar tidak terjadi hal-hal tak diinginkan. Pembagian tugas telah dilakukan,” katanya.

Dirjen PHU Prof Nizar Ali di dampingi Ketua PPIH Arab Saudi A. Dumyathi Bashori (Ka) dan Kabid Kesehatan KKHI dr. Etik Retno W (foto : danyl).

Dalam konteks Armina misalnya, Nizar menjelaskan bahwa  tahun ini jemaah haji Indonesia akan mendapatkan layanan tenda baru yang sudah dipasang oleh pihak Muassasah Asia Tenggara. Jemaah saat wukuf di Arafah akan menghuni tenda dengan ukuran bervariasi, yakni: 15×10 meter dan 20×20 meter persegi, sesuai kontur tanah dan bentuk wilayah. Tenda ini dilengkapi  beragam fasilitas tambahan, antara lain: air cooler, karpet, penerangan LED, mist fan, toilet, dapur dan disediakan genset.

“Semua ini dipersiapkan guna memastikan jemaah dapat terlayani dengan baik. Juga untuk memastikan jemaah selamat dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnyanya.

Kepada jemaah, Nizar mengimbau untuk mengikuti peraturan yang telah di tentukan pemerintah Arab Saudi melalui Muasassah. Aturan tersebut misalnya terkait waktu yang dilarang melontar jumrah. Pada 10 Dzulhizah, jemaah haji Indonesia dilarang melontar jumrah pada pukul 06.00 s.d. 10.30. Pada 11 Dzulhizah, dilarang melontar pada pukul 14.00 s.d. 18.00. Sedang pada 12 Dzulhizah dilarang melontar pada pukul 10.30 s.d. 14.00 waktu Arab Saudi.

Nizar juga meminta petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) yang terdiri dari TNI dan Polri, untuk menjaga titik-titik rawan di sekitar Mina, seperti juga di Arafah-Musdalifah-Mina dan jamarat. Menurutnya, salah satu titik kursial pada fase puncak haji adalah ketika lempar di jamarat.

“Kepala Satuan Operasi Arminan (Kasatop) telah membagi tugas dan akan disupport petugas lainnya,  misalkan petugas kloter. Sehingga, semuanya bisa mengarahkan dan membimbing jamaah saat di Jamarat,” ujarnya.

Rakor Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji 1438H/2017M dihadiri Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Bina Haji Khoirizi, Karo Humas, Data, dan Informasi Mastuki, Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyathi Bashori, Kadaker Madinah Amin Handoyo, Kadaker Bandara Arsyad Hidayat, Kadaker Makkah Nasrullah Jasam, Staf Khusus Menag Bidang Media dan Komunikasi Hadi Rahman, Kabid Kesehatan KKHI dr. Etik Retno W, Kasie KKHI Daker Makkah dr. Milzan dan petugas PPIH Arab Saudi. (kemenag/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *