399 Siswa Ikuti MATSAMA di MTs Kudus

Kudus – inionline.id

Siswa madrasah di seluruh Indonesia sudah mulai belajar di lembaga pendidikannya masing-masing. Demikian juga dengan siswa baru Madrasah Tsanawiyah Banat Nahdlatul Ulama (MTs Banat NU) Kudus.

Sebanyak 399 siswa baru masuk pada hari pertam belajar di  madrasah unggulan yang ada di Kota Kudus. Mereka tidak hanya berasal dari Kota Kretek, namun juga dari Papua, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Riau, dan Kalimantan.

Hari pertama masuk, mereka akan mengikuti Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA). Prosesi ini diawali dengan serah terima siswa baru kepada pihak sekolah. Mewakili wali siswa, Ruchman Basori melakukan serah terima kepada Kepala MTs Banat NU Kudus Sholihah.

Tahun ini, lebih dari 800 siswa mendaftar di MTs Banat NU, namun yang diterima hanya 399 siswa  40 diantaranya dipilih masuk dalam kelas unggulan dan didik dengan sistem pondok pesantren.

MTs Banat NU menjadi daya tarik oleh banyak kalangan, karena mempunyai segudang prestasi, baik regional maupun nasional. Sholihah mengatakan, tahun ini madrasah yang dipimpinnya menempati ranking ke-3 perolehan nilai Ujian Nasional tertinggi di Kota Kudus. “Sementara untuk UNBK menempati ranking pertama se-Kudus,” ujarnya, Minggu (16/07).

Menurut Sholihah,  siswa madrasah ini diajarkan tidak saja pelajaran agama, namun juga pelajaran umum yang diikat dengan sistem pesantren (Boarding School). “Anak-anak di samping belajar di Pondok Pesantren Al-Mubarok Al Maemun yang berada satu lokasi dengan MTs, juga belajar di pesantren sekitar,” tuturnya.

Acara Serah Terima Peserta Didik Baru dan Pembukaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (Matsama) dihadiri seluruh peserta didik, didampingi orang tua wali  di Aula Madrasah Banat NU.

Ruchman Basori dalam sambutannya mengatakan, orang tua wali menyekolahkan putrinya di MTs Banat NU Kudus karena keprihatinannya akan fenomena dekadensi moral, karakter, dan akhlak. “Kita titip agar puteri kita semua mendapatkan pendidikan agama yang cukup di samping pengetahuan sains dan teknologi untuk bekal kehidupan,” katanya.

“Pembelajaran di MTs Banat NU dengan sistem pesantren dikenal juga mengajarkan pemahaman agama yang terbuka, moderat, dan toleran,” sambungnya.

Ruchman menilai, MATSAMA menjadi program strategis mendesiminasikan nilai-nilai karakter peserta didik agar mampu menjadi aktor pembangunan dan menyiapkan pemimpin bangsa di masa depan.

Hal sama disampaikan orang tua wali lainnya, Rikza Chamami.  “Dengan pembelajaran berbasis pesantren di madrasah ini, kami optimis anak-anak kami akan tumbuh menjadi pribadi yang santun dengan prestasi yang unggul.” ujarnya. (kemenag/na)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *