Inilah Dampak Negatif Pelaksanaan UNBK Pada Pelajar

Nasional, Pendidikan9357 views

Inionline.id, – Menjelang Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sejumlah sekolah mulai melakukan simulasi. Hanya saja, berbagai kendala dihadapi.

Mulai dari masalah komputer, sakit mata hingga pegal berada di depan komputer. Seperti yang dikeluhkan puluhan peserta didik di Pesantren Daarul Uluum Kota Bogor.

Mereka yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pertama kalinya mengaku tidak kuat berlama-lama di depan komputer selama 120 menit atau lama waktu ujian berlangsung untuk satu mata pelajaran.

Kepala Pesantren Daarul Uluum Hasbullah mengatakan keluhan tersebut disampaikan sejumlah peserta didiknya di awal melakukan simulasi UNBK. “Itu awal-awal simulasi atau latihan, beberapa mengeluh seperti itu,” ujarnya kepada wartawan.

Namun, mau tidak mau, mereka harus membiasakan diri dengan perkembangan teknologi yang harus dihadapi dengan melalui UNBK. Untuk mengatasinya, Hasbullah memperbanyak latihan untuk mengurangi grogi peserta didiknya.“Saya juga meminta mereka menyiapkan kondisi fisik jelang ujian,” imbuhnya.

Sedangkan untuk persiapan lainnya, Hasbullah sudah mengupayakan semaksimal mungkin baik secara administratif, perlengkapan, maupun persiapan peserta didik. Memang, kata dia, ketika persiapan ada saja kendala yang timbul.

Misalnya, gangguan server, gangguan koneksi, komputer ada yang trouble. Tapi hal itu sudah teratasi hingga saat ini mereka akan melakukan simulasi ketiga. Di Kota Bogor sendiri, ada sepuluh pesantren yang tahun ini ikut melaksanakan UNBK.

Pesantren itu adalah Daarul Uluum, Pesantren Al-Ghazaly, Pesantren Nurul Ihya, Pesantren Al Haitsam, Pesantren Sirojul Huda, Pesantren Al-Alawiyah, Pesantren Tarbiyatu Shibyan, Pesantren Al Falak dan Pesantren Al Mukarromah.

“Beberapa ada yang baru, ada juga yang bergabung ke tempat lain, tapi untuk rinciannya saja kurang tahu, yang jelas ada yang gabung juga, ada yang mandiri,” imbuhnya.

Sementara itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus menguji kesiapan UNBK. Berbagai persoalan saat simulasi muncul.

Ada siswa yang gagal login. Komputer tiba-tiba off. Ujung-ujungnya, pelaksanaan simulasi tidak tepat waktu.

Seperti simulasi SMA Muhammadiyah 1 Gresik. Jadwal molor hingga 30 menit. Seharusnya simulasi dimulai pukul 07.30. Namun, siswa baru mulai mengerjakan soal pukul 08.00.

”Kami baru bisa mendapatkan token dari pusat pukul 08.00,” kata proctor SMA Muhammadiyah 1 Gresik Andi Susetyo. Token itu dibutuhkan untuk mengakses lagi soal ujian dari Kemendikbud di komputer.

Padahal, lanjut dia, siswa masuk kelas sejak pukul 07.30. Sekolah tidak bisa menyalahkan siapa pun. Sebab, untuk bisa mengerjakan soal, lembaga harus mendapat token dulu.

Ada pula kasus lain. Yaitu, komputer tiba-tiba off saat siswa mengerjakan soal. Untung, proctor bisa segera mengatasi persoalan dengan merilis token baru.

Persoalan serupa ditemukan di SMAN 1 Gresik (Smansa). Di sekolah favorit itu, beberapa ruang terlambat memulai simulasi. ’’Tidak cepat mulai karena rilis token dari pusat terlambat,” ujar Jaenuri, petugas SMAN 1 Gresik.

Kepala Cabang Dispendik Wilayah Gresik Puji Hastuti tidak menampik adanya kendala di lapangan. Meski demikian, kata dia, simulasi kali ini jauh lebih lancar daripada simulasi SMK pekan lalu. ’’Pekan lalu banyak laporan masuk. Tapi, masih dalam batas yang wajar,” ungkapnya.

Pekan lalu masalah terjadi di SMK Maskumambang 2 Gresik. Salah seorang siswi bernama Lia Lesmawati menemukan soal yang tidak sinkron dengan jadwal hari pertama Senin lalu (13/2). Seharusnya soal matematika, tetapi dia mendapat soal juruan teknik. Keruan saja, siswi itu bingung. (an/pojoksatu)