Pelepasliaran Sepasang Harimau Sumatera Bersaudara

Antar Daerah657 views

Dharmasraya, Inionline.id Pemerhati dan pegiat pelestarian satwa liar patut berbangga dengan keberhasilan lepas liar sepasang Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang diyakini adalah saudara seinduk, yakni Putra Singgulung dan Putri Singgulung.

Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan apresiasi terhadap segenap pihak yang telah membantu upaya konservasi Harimau Sumatera ini mulai dari proses evakuasi, rehabilitasi sampai lepas liarnya. “Dukungan berbagai pihak yang tidak pernah surut apalagi di masa pandemi ini, merupakan sinergi yang amat penting untuk menjaga bumi ini dan kelestarian satwa liar di dalamnya,” tuturnya di sela-sela peluncuran “Bonita, Hikayat Sang Raja” – sebuah buku yang menguraikan perjuangan penyelamatan Harimau Sumatera Bonita di Riau;  yang dilakukan di Arboretum, Kantor KLHK pada hari yang sama dengan lepas liar Putra Singgulung dan Putri Singgulung.  “Tentu saja perjuangan segenap pihak di berbagai wilayah di Sumatera akan menjadi catatan penting kita bersama dalam memastikan kelestarian Harimau Sumatera bagi generasi penerus kita,” tegasnya.

“Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan salah satu jenis satwa liar yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi,” papar drh. Indra Exploitasia, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH) Ditjen KSDAE KLHK. “Berdasarkan The IUCN Red List of Threatened Species, satwa yang hanya ditemukan di Pulau Sumatera ini berstatus Critically Endangered atau spesies yang terancam kritis, beresiko tinggi untuk punah di alam liar,” pungkasnya.

Proses lepas liar Harimau Sumatera Putra Singgulung dan Putri Singgulung dipimpin oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Barat sejak hari Kamis, 26 November 2020 sampai Jumat, 27 November 2020. Perjalanan yang ditempuh selama kurang lebih 8 jam perjalanan sempat mengalami hambatan tanah longsor yang mengakibatkan rombongan tim lepas liar yang terdiri dari tim BKSDA Sumbar dan tim Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yakni tim medis Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) ARSARI turun dari kendaraan dan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. “Walaupun perjalanan cukup berat, namun kami sangat berbahagia bisa melaksanakan amanah dari Direktorat Jenderal KSDAE KLHK untuk mengembalikan sepasang satwa liar yang terancam punah ini kembali ke habitat alaminya,” ungkap Dr. Erly Sukrismanto, Kepala BKSDA Sumbar dengan penuh haru ketika menyaksikan langsung proses lepas liar tersebut.

Kedua Harimau Sumatera bersaudara ini sebelumnya telah dititiprawatkan selama kurang lebih lima bulan di PR-HSD ARSARI yang dikelola oleh Yayasan ARSARI Djojohadikusumo dalam kerjasama dengan BKSDA Sumatera Barat. “Putri Singgulung” mulai direhabilitasi sejak 14 Juni 2020 dan “Putra Singgulung” sejak 29 Juni 2020. Sebelum dilepasliarkan keduanya telah diperiksa kesehatannya pada tanggal 22-23 November 2020. “Baik Putra maupun Putri dalam kondisi sehat, tidak ada gangguan fisik,  pertumbuhannya signifikan baik berat badan maupun panjang tubuh, serta telah memiliki gigi permanen yang lengkap, sehingga kami telah merekomendasikan kesiapannya untuk lepas liar,” dinyatakan Drh. Kartika Amarilis, dokter hewan dan Manajer Operasional PR-HSD ARSARI yang berlokasi di area HGU PT. Tidar Kerinci Agung (TKA) Sumatera Barat.

Saat lepas liar, Putra Singgulung terlebih dahulu melakukan lompatan pertama ke alam, dan barulah disusul oleh Putri Singgulung sekitar 3 jam kemudian. Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan ARSARI Djojohadikusumo selaku pengelola PR-HSD ARSARI secara terpisah mengemukakan bahwa “Kami sangat lega telah berhasil mengembalikan kedua harimau bersaudara ini ke habitat alaminya, dan kami berharap mereka bisa berkumpul kembali dengan induknya serta meneruskan populasinya”. Ia juga menegaskan bahwa Yayasan ARSARI Djojohadikusumo akan terus melakukan berbagai upaya penyelamatan Harimau Sumatera dari konflik untuk memastikan kelestariannya.