Investasi Syariah Meningkat, BEI Kantongi 70.132 Investor

Ekonomi057 views

Inionline.id – Investor syariah di pasar modal Indonesia tumbuh signifikan. Tercatat total investor syariah per Januari 2020 mencapai 70.132 atau meningkat 2,2 persen dari akhir 2019 yang mencapai 68.599 investor.

Adapun rasio investor syariah dari total investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai 1.118.733 sebesar 6,3 persen. Menariknya, dari total investor syariah 68.599 sekitar 9,5 persen atau setara 6.680 investor telah menjadi investor aktif.

PT Indo Premier Sekuritas (IndoPremier) sebagai sekuritas swasta bidang investasi syariah berupaya mendorong investor syariah yang potensinya terbuka lebar. Perusahaan pun bekerja sama dengan Bahana TCW Investment Management dengan menggelar Sharia Investor Forum 2020 bertajuk Review Pasar Modal Syariah 2019 dan Outlook Pasar Modal Syariah 2020.

Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari mengatakan investasi syariah sangat menarik karena menjalankan kepatuhan (compliance) pada nilai-nilai dan ajaran agama Islam.

“Investasi syariah mampu mengakomodasi keinginan untuk memiliki investasi yang sesuai dengan nilai-nilai agama,” ujarnya dalam keterangan tulis di Jakarta, Minggu (23/2).

Seiring berjalannya waktu, IPOT Syariah disambut dengan baik oleh masyarakat. Saat ini investor syariah yang terdaftar di IndoPremier hampir mencapai 19.000 investor dengan jumlah investor syariah terbanyak di daerah Jawa Barat sebesar 20,5 persen, Jawa Timur sebesar 16,4 persen dan DKI Jakarta sebesar 13,2 persen.

Diharapkan kegiatan edukasi Sharia Investor Forum dapat dimanfaatkan para investor dalam menyusun strategi investasi yang tepat untuk mencapai keberkahan finansial pada 2020.

Sementara Director of Chief Economist Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat menambahkan pentingnya transformasi dari saving ke investing society sebagai solusi risiko ‘tuwir sebelum tajir’ dengan mengungkap fakta bahwa selama 10 tahun terakhir perekonomian Indonesia cenderung kurang produktif, kompetitif, efisien dan berkeadilan.

“2030 Indonesia berisiko gagal menjadi negara kaya sebelum tua. Solusinya adalah transformasi dari saving ke investing society,” ucapnya.

Menurutnya investasi itu sama dengan menanam keberuntungan. Keberuntungan yang dimaksud adalah peningkatan sepanjang waktu mulai dari pokok investasi yang dapat kembali, keuntungan yang memuaskan dan mudah dijual termasuk pokok investasinya. Karena itu, dia pun menekankan pentingnya strategi perencanaan kemakmuran ala Nabi Yusuf yang berbasis paradigma kemakmuran semesta.

Central Board of Masyarakat Ekonomi Syariah Adiwarman A Karim mengungkapkan tren positif investasi reksa dana syariah. Dia berpendapat pertumbuhan reksa dana syariah lebih signifikan dibanding reksa dana konvensional sejak 2016.

“Pertumbuhan market share reksa dana syariah terhadap reksa dana konvensional sejak 2016 meningkat tajam hingga 372 poin. Sayangnya, pasar modal syariah memiliki banyak potensi yang belum terserap secara optimal,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *