Masalah Lingkungan Jadi Aspirasi Mayoritas Pada Reses M Ichsan di Klapanunggal

Antar Daerah057 views

Klapanunggal, Inionline.id – Anggota DPRD Provinsi Jawa barat, M Ichsan menggelar reses I tahun sidang 2019-2020 pada rabu (11/12/19). Berlokasi di Sekolah Islam Terpadu Al-Kautsar, Jalan Lebak Pasar, RT/RW 004/002, Desa : Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, sebanyak ratusan orang masyarakat dari beberapa wilayah di Klapanunggal hadir pada gelaran acara tersebut.

Amin Kasman selaku Kepala Dusun 1 Desa Nambo mengawali aspirasi dari masyarakat yang hadir terkait masalah kejelasan batas wilayah PT Prasadha Pamunah Limbah (PPLI) yang menjadi tempat pengolahan limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) di kawasan desanya.

“Saya mohon kepada bapak Dewan perwakilan rakyat supaya bisa membantu rakyat Nambo, kami selaku aparat desa dan masyarakat bukan semata-mata menghalangi kegiatan PPLI tetapi masyarakat juga harus sehat dan nyaman,” kata Kasman.

Dirinya menambahkan butuh kejelasan tata tertib antara wilayah pengolahan PPLI dengan pemukiman warga apakah ruangnya per-zona atau berapa jarak dari tempat pengolahan limbah B3 dengan pemukiman warga.

Ada pula keluhan dari warga perumahan Coco Garden, Kecamatan Klapanunggal, yaitu Suhendri dimana dirinya sangat mengeluhkan polusi udara dari pembakaran pabrik karet yang letaknya hanya 2 kilometer dari wilayah perumahan Coco Garden.

“Sudah 9 tahun saya tinggal di perumahan tersebut, mereka melakukan pembakaran malam hari, saya yakin cerobongnya tidak terlalu tinggi dan radius buangan asapnya sampai ke perumahan, otomatis ketika pagi hari udara di lingkungan saya sesak,” ujar Suhendri.

Selain itu dirinya juga menambahkan bahwa perumahan Green Residence yang jaraknya lebih dekat lagi dengan pabrik tersebut air tanahnya sudah berwarna hitam dan tidak bisa digunakan.

“Pernah ada mediasi antara warga, kepala desa, dan pihak pabrik, tetapi jawabannya seolah-olah pihak perumahan yang disalahkan, jadi karena pabrik ada lebih dulu dari perumahan maka pabrik yang dimenangkan karena lebih dulu ada,” kata Suhendri.

Keluhan warga pun selama ini belum ada yang menanggapi, baik dari kecamatan maupun aparatur pemerintah Kabupaten Bogor. Selain itu premanisme di wilayah tersebut menurut Hendri membantu melindungi keberadaan pabrik pembakaran karet tersebut.

M Ichsan menanggapi aspirasi masyarakat setempat dengan cukup taktis sesuai kewenangannya selaku anggota DPRD Provinsi Jawa barat, untuk PPLI dirinya akan mencoba melakukan kunjungan kesana dan melihat bagaimana Detail Engineering Design (DED) dari mereka, nanti data luasan dari PPLI akan dilihat apakah desainnya sesuai atau tidak.

“Kemungkinan yang menjadi pelanggaran itu kalau mereka memperluas wilayah tidak sesuai dengan DED nya, misalnya mereka memperluas wilayah pengolahan limbah maka itu termasuk pelanggaran, tapi kalau ternyata tumbuh pemukiman baru di sekitar wilayah PPLI itu yang harusnya ditertibkan,” pungkas Ichsan.

Atau ada juga indikasi CSR dari PPLI terhadap masyarakat terhenti, yang biasanya dibuatkan sarana dan prasarana umum tiba-tiba tidak ada lagi.

Politisi PKS ini juga berkomentar terkait pencemaran udara di perumahan Coco Garden, pasalnya jika aduan warga ini benar adanya, maka hal ini akan menjadi temuan.

“Saya minta kepada warga yang menemukan hal tersebut, cukup share lokasi titik koordinat pabriknya, koordinasi pertama saya akan minta Aleg DPRD kabupaten Bogor untuk bergerak terlebih dahulu, ketika sudah di dalami dan ada kewenangan provinsi Jabar di dalamnya, maka saya akan turun tangan,” kata Ichsan. (JC)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *