Mutu Padi Bisa Turun di Musim Kemarau

Ekonomi257 views

Inionline.id – Kualitas padi bisa turun di musim kemarau. Kepala Seksi Perbenihan, Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, Yayu Rahayu  menjelaskan pada musim kering seperti sekarang kalau gabah dimasukkan ke dalam mesin pengering malah kualitas beras akan turun. Ini disebabkan karena kondisinya lebih banyak yang pecah atau broken bahkan beras jadi hancur.

“Gabah terlalu kering kalau digiling malahan akan banyak menir yang dihasilkan, sehingga agak merugi dari segi bisnis beras,” jelasnya.

Jadi, Yayu menegaskan untuk mengantisipasi kondisi seperti itu suhu di dalam mesin dryer itu dinaikkan pelan-pelan agar broken tidak terlalu banyak. Kapasitas mesin pengering atau drayer yang ada sekarang 10 ton dalam sekali proses 8 jam hingga 12 jam.

“Nah, dari pada melalui pengaturan seperti itu adalah lebih baik kalau menjemur gabah itu sebentar di lantai jemur kemudian diolah menjadi beras bermutu baik,” kata dia.

Kementerian Pertanian (Kementan) telah membentuk Sentra Pelayanan Pertanian Terpadu (SP3T) sebagai sarana yang menampung dan memasarkan hasil panen petani. Dengan demikian, SP3T ini merupakan upaya Kementan dalam penanganan pascapanen yang lebih baik. Penyediaan mesin pengering sebagai salah satu fasilitas yanga da di SP3T.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati mengatakan kegiatan fasilitas SP3T harus mentransformasi kelompok tani atau gabungan kelompok tani penerimanya untuk naik kelas menjadi pemain Industri beras yang berkelanjutan guna dapat menyerap gabah petani. Apabila anggota Gapoktan sedang tidak ada yang panen, maka SP3T sudah bisa mencari dan membeli gabah dari petani yang saat itu sedang panen.

“Sehingga SP3T terus operasional untuk mengoptimalkan fungsinya menjadi pemain industri beras, sehingga dapat menjadi bagian dari program pemerintah untuk mencapai target swasembada beras,” ujarnya.

Menanggapi kebutuhan lanjutan SP3T tersebut, Gatut mengatakan pola bantuan pemerintah tentu harus terus diperbaiki melalui evaluasi kinerja masing-masing bantuan, sehingga apabila kelompok tani atau gabungan kelompok tani membutuhkan tambahan fasilitas. Kementan harus evaluasi kembali sejauh mana sarana tersebut dibutuhkan dan seberapa besar dampak kepada Petani.

“Pemerintah tentu memperhatikan kebutuhan kelompok tani atau gabungan kelompok tani, Tim kami terus bekerja di lapangan untuk melakukan monitoring dan evaluasi, agar penilaian terhadap kebutuhan kelompok tani tersebut dapat kami identifikasi dengan data dukung yang akurat,” kata dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *