Inionline.id – Untuk mengurangi biaya total penyelenggaraan Haji 2025, Anggota DPR Komisi VIII Husni mengusulkan agar Kementerian Agama mengurangi intensitas kegiatan manasik haji.
Husni menilai jumlah manasik haji yang diberlakukan saat ini terlalu banyak dan bisa dikurangi hingga setengah dari kuantitas yang ada.
“Tentang volume manasik haji 8 kali 6 kali 2 kali saya pikir ini bisa dipotong Pak, ini bisa dipotong Pak. Enggak perlu harus sampai 8 kali, mungkin separuhnya juga sudah cukup ya,” kata Husni dalam rapat bersama Kementerian Agama di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/1).
Husni menilai pengurangan jumlah manasik haji dapat mengurangi biaya penyelenggaraan Haji 2025 secara signfikan.
Terlebih, Ia menyangsikan kegiatan manasik haji yang dilakukan di hotel para jemaah tinggal benar-benar dilakukan.
“Turun nilainya sangat signifikan Pak, begitu juga manasik dan bimbingan ibadah haji di setiap hotel jemaah ini hampir-hampir kita enggak pernah tahu,” ujar dia.
“Mungkin ada atau tidak kita enggak pernah tahu, tapi di sini dibebankan untuk jemaah cukup tinggi,” sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar mengusulkan biaya haji 2025 yang ditanggung oleh jemaah haji sebesar Rp 65.372.779,49. Angka itu naik sekitar Rp 9 juta dibanding biaya haji 2024 dengan rata-rata sebesar Rp 56 Juta.
Angka itu muncul dari usulan Biaya Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp 93.389.684,99 dikurangi nilai manfaat yang akan diterima oleh jemaah haji 2025 diusulkan sebesar Rp 28.016.905,5 atau sebesar 30 persen dari total BPIH.
“Untuk tahun 1446 hijriah dan 2025 masa ini, Pemerintah mengusulkan rata-rata BPIH per jemaah haji Rp93.399.694,90,” kata Nasaruddin dalam rapat kerja bersama DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/12).
Nasaruddin mengatakan besaran usulan itu telah berdasarkan perubahan valuasi dolar Amerika Serikat dan Riyal Arab Saudi yang menguat terhadap rupiah.