Susu Disebut Pemerintah Bukan Menu Wajib Program Makan Bergizi Gratis

Berita357 views

Inionline.id – Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi mengungkap alasan menu dalam program makan bergizi gratis (MBG) tidak selalu ada susu.

Dedek mengatakan tidak ada standar menu dalam program tersebut. Ia menyebut yang ada adalah standar gizi, standar higienitas dan standar tata kelola limbah yang berkelanjutan. Oleh karenanya, kata dia, protein susu bisa digantikan yang lain.

“Kayak hari ini saya lihat ada tahu, dan juga ada dada ayam, itulah pemenuhan gizi untuk proteinnya yang bisa saja besok berganti susu, misalnya ayamnya besok enggak dada, cuma sayap, ada susu. Jadi itu bisa,” kata Dedek di saat meninjau makan bergizi gratis di Jakarta Barat, Senin (6/1).

“Jadi sekali lagi, tidak ada standar menu, yang ada adalah standar gizi, standar higienitas dan standar tata kelola limbah yang berkelanjutan,” imbuh dia.

Dedek pun menekankan susu tidak harus ada di setiap menu makanan yang dibagikan.

“Yang paling penting cakupan gizinya, misalnya hari ini dada ayam sama tahu, ini kan dua-duanya protein, bisa saja besok pemenuhan protein dengan susu, ini variatif,” ujarnya.

Di sejumlah sekolah wilayah Jakarta Barat, menu makan bergizi yang dibagikan hari ini adalah nasi, ayam goreng tepung, tahu goreng, tumis kacang panjang dan jeruk.

Ada juga paket berisi nasi, ayam teriyaki, tahu goreng, oseng kacang panjang dan jeruk.

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur di Palmerah, Jakarta Barat, Yudha Permana mengklaim harga per porsi makanan yang dibagikan ke 11 sekolah di bawah Rp10 ribu.

Ia menyebut sebelumnya SPPG juga telah menggelar uji coba dengan menu dan harga tersebut.

“Kita lakukan ini sudah sekitar dua bulan, kita sudah bisa takar bahwa porsi per hari itu di bawah Rp10 ribu, kita sudah bisa pastikan bahwa itu. Termasuk juga di hari ini dengan kualifikasi tadi menu seperti itu kita di bawah Rp10 ribu,” kata Yudha.