Inionline.id – Perdana Menteri Belanda Dick Schoof membela suporter klub Israel, Maccabi Tel Aviv, dan mengecam serangan terhadap mereka sebagai “kekerasan anti-Semit” terhadap orang Yahudi.
Pernyataan Schoof ini muncul setelah kerusuhan antara penggemar Maccabi Tel Aviv dengan warga lokal Amsterdam pada Kamis pekan lalu.
“Empat hari setelah serangan tersebut, rasa terkejut, malu dan marah masih ada. Itu adalah kekerasan anti-Semit yang murni. Kami membutuhkan tindakan keras,” kata Schoof dalam sebuah pernyataan, mengutip AFP, Senin (11/11).
Ia mengatakan pihaknya bakal menindak para pelaku kekerasan pada insiden tersebut. Menurutnya tindakan intoleransi tidak dapat dibalas dengan toleransi.
Setelah pertandingan, sekelompok pria yang mengendarai sepeda motor melakukan serangan “tabrak lari” terhadap para penggemar Maccabi di beberapa daerah di kota itu.
Polisi mengatakan para penyerang dimobilisasi oleh seruan di media sosial untuk menargetkan orang-orang Yahudi.
Namun demikian, sebetulnya suporter Maccabi Tel Aviv yang lebih dulu bikin ribut di Amsterdam. Sejumlah laporan mengungkap fan Maccabi bikin ribut sebelum dan sesudah pertandingan melawan Ajax Amsterdam di Liga Europa.
Ajax menjamu Maccabi Tel Aviv dalam matchday keempat Liga Europa di Stadion Johan Cruyff, Jumat (8/11) dini hari WIB. Dalam pertandingan tersebut, tuan rumah Ajax menang telak 5-0 atas Maccabi.
Beberapa jam sebelum pertandingan digelar, bentrokan antara supporter Maccabi dengan demonstran pro-Palestina di Kota Amsterdam, tepatnya di alun-alun utama.
Melansir Al Jazeera, ratusan pendukung Maccabi Tel Aviv datang ke Amsterdam dengan aksi yang mencolok. Mereka mengibarkan bendera Israel dan juga menurunkan bendera Palestina.
Video kelakuan buruk fans Maccabi itu tersebar di media sosial. Selain menurunkan bendera, mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Arab.
“Biarkan IDF menang, dan persetan dengan orang Arab!,” merujuk pada serangan tentara Israel di Gaza.
Anggota Dewan Kota Amsterdam, Jazie Veldhuyzen mengatakan, suporter Israel ini memicu kekerasan dan menyerang pendukung Palestina sejak Rabu (6/11).
“Mereka mulai menyerang rumah-rumah orang di Amsterdam yang memiliki bendera Palestina, jadi di situlah sebenarnya kekerasan dimulai. Sebagai reaksi, warga Amsterdam memobilisasi diri dan melawan serangan yang dimulai pada hari Rabu oleh para perusuh Maccabi,” ucap Veldhuyzen.
Sementara itu, Polisi Belanda sedang memeriksa rekaman CCTV serta kesaksian para saksi yang melihat kekerasan tersebut, termasuk serangan terhadap para penggemar Maccabi dan juga perilaku yang memancing keributan tersebut.
“Saya juga tahu bahwa ada gambar-gambar tentang perilaku para pendukung Maccabi. Ini juga sedang diselidiki dan penting untuk mengungkapkan semua fakta,” kata Schoof.
“Namun ada perbedaan besar antara merusak barang dan memburu orang Yahudi,” kata Schoof.