Sasar Komandan Milisi Fatah, Israel Bom Kamp Palestina di Lebanon

Internasional457 views

Inionline.id – Israel menyerang kamp pengungsi Palestina, Ein al-Hilweh, di kota pesisir Sidon, Lebanon selatan, kala militernya mulai melancarkan invasi darat ke negara tersebut pada Selasa (1/10) dini hari.

Serangan tersebut dilaporkan menargetkan rumah pejabat Brigade Martir Al Aqsa, Mounir Maqdah. Brigade Martir Al Aqsa merupakan sayap bersenjata Palestina yang berafiliasi dengan Fatah, faksi partai saingan Hamas sekaligus loyalis pemerintah Palestina.

Dilansir Al Jazeera, belum ada laporan soal korban jiwa dan luka imbas serangan brutal Israel yang lagi-lagi menyerang kamp pengungsi Palestina ini.

Reuters menyebutkan serangan ini merupakan serangan pertama Israel terhadap kamp pengungsi yang padat tersebut. Kamp pengungsi Ein al-Hilweh merupakan yang terbesar di Lebanon dari beberapa kamp pengungsi Palestina yang ada di negara tersebut.

Sementara itu, Mounir Maqdah merupakan seorang komandan sayap militer Fatah, Brigade Martir Al Aqsa, di Lebanon.

Hingga kini, kondisi Maqdah masih belum diketahui pasca serangan udara Israel tersebut.

Serangan tersebut menghantam sebuah bangunan di kamp pengungsi Palestina Ain El-Hilweh yang padat.

Serangan Israel ke kamp pengungsi Palestina ini berlangsung kala militer negara Zionis itu memulai invasi daratnya ke Lebanon di tengah peperangan dengan milisi Hizbullah kian memanas.

Warga di Aita Al Shaab, wilayah perbatasan Lebanon, melaporkan ledakan hebat dan suara helikopter. Dia juga mendengar desingan pesawat tak berawak bak di atas kepala.

Pasukan pertahanan Israel (IDF) menyatakan invasi ke Lebanon telah dimulai dengan melancarkan serangan terbatas ke target Hizbullah.

“[Target terletak di desa-desa yang dekat dengan perbatasan dan menimbulkan] ancaman langsung terhadap masyarakat Israel di Israel utara,” demikian rilis IDF.

Pasukan Angkatan Udara dan artileri, lanjut mereka, mendukung pasukan darat dengan “serangan tepat.”

Seorang sumber keamanan Lebanon menuturkan serangan udara Israel tak hanya menyasar wilayah perbatasan Lebanon, tapi juga mulai menghantam pinggiran selatan Beirut.

Seorang reporter Reuters menyaksikan kilatan cahaya dan serangkaian ledakan keras sekitar satu jam setelah militer Israel mengultimatum warga Lebanon untuk mengungsi dari area di dekat bangunan yang diklaim Tel Aviv menyimpan infrastruktur Hezbollah di selatan ibu kota Lebanon.

Pasukan Lebanon dilaporkan mundur sekitar lima kilometer (3 mil) dari posisi mereka sebelumnya di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, kata seorang sumber keamanan Lebanon. Seorang juru bicara tentara Lebanon tidak mengonfirmasi atau menyangkal pergerakan tersebut.