Inionline.id – Program SMK Pusat Keunggulan (PK) dinilai mampu membangkitkan pendidikan vokasi. Melalui program itu, SMK didorong berkolaborasi dan bermitra dengan dunia usaha dan industri (dudi).
Hasilnya, SMK PK dan industri bisa malahirkan inovasi yang berguna untuk masyarakat. Saat ini, terdapat 1.850 SMK PK dan jutaan siswa yang merasakan program tersebut.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyebut akan mengubah format kerja sama antara SMK dengan DUDI. SMK tak hanya berkolaborasi dengan perusahaan besar.
“Formatnya akan sedikit kita perbarui termasuk dunia usaha yang bekerja sama itu tidak harus perusahaan besar,” kata Mu’ti dalam Silaturahmi Media di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024.
Ia mengatakan SMK dapat bermitra dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) milik masyarakat. “Bisa juga UMKM yang punya usaha tertentu dan menjadi mitra dalam pengembangan SMK,” jelas dia.
Mu’ti mencontohkan SMK dengan konsenterasi kopi. Pengembangannya akan bersama UMKM, dunia usaha yang mememiliki kemampuan di bidang tersebut.
“Jadi itu yang nanti akan banyak kita lakukan,” tutur dia.
Dia menyebut pengembangan pendidikan melalui teknologi saat ini sangat erat dengan pendidikan vokasi. Namun, ia tidak ingin pengembangan pendidikan vokasi hanya bergantung pada kemajuan teknologi.
“Tapi bisa dengan berbasis kekayaan alam yang kita miliki. Sehingga vokasi itu arah pengembannya lebih dekat dengan potensi alam,” kata Mu’ti.
Ia percaya potensi alam di Indonesia mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan murid vokasi khususnya di SMK. Siswa akan didorong untuk bisa berkorelasi dengan potensi lokal.