Inionline.id – Guru mengaku khawatir dengan pergantian pemerintahan ke Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Kekhawatiran itu khususnya terkait kebijakan di bidang pendidikan.
Guru di daerah berharap ada konsistensi dari pemerintah pusat soal kebijakan di bidang pendidikan. Salah satu kebijakan yang diharapkan bertahan adalah Merdeka Belajar.
Pengawas Sekolah Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, I Ketut Budiarsa, khawatir platform pendukung seperti Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, Arkas, SIPLah, dan lainnya sirna dengan pergantian pemerintahan.
“Dengan adanya pergantian pemerintahan, kadang menjadi kekhawatiran tersendiri, apakah ini (kebijakan pendidikan) akan diganti? Ini juga menjadi kekhawatiran kami,” tutur Budiarsa dalam rangkaian simposium Gateways Study Visit Indonesia 2024 di SDN 9 Padangsambian, Denpasar, Bali, pada Rabu, 2 Oktober 2024.
Dia berharap dalam pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan, kebijakan pendidikan pada prinsipnya berorientasi kepada peserta didik. Apabila, pemerintahan Prabowo-Gibran memiliki nama baru dalam kebijakan pendidikan, secara filosofis kebijakan tersebut diharapkan berpusat kepada peserta didik.
“Menurut saya, filosofi Merdeka Belajar saat ini sudah baik. Oleh sebab itu, keberpihakan kepada murid, apa pun nama kebijakannya ke depan, filosofi Merdeka Belajar harus menjadi acuan. Filosofi bahwa kita harus berpusat ke peserta didik,” tutur dia.
SDN 9 Padangsambian menjadi destinasi delegasi 20 negara yang tergabung dalam Gateways Study Visit Indonesia 2024 yang diinisiasi oleh UNESCO dan UNICEF. Delegasi melakukan studi banding di sejumlah satuan pendidikan, salah satunya SDN 9 Padangsambian.
Di lokasi, para delegasi mempelajari penerapan berbagai kebijakan pendidikan di bawah payung Merdeka Belajar. Selain itu, dipamerkan pula sejumlah karya siswa.
Delegasi dari 20 negara dan organisasi internasional mengikuti kegiatan GSVI yang berlangsung pada 1-3 Oktober 2024. Simposium internasional ini dihadiri negara-negara seperti Finlandia, India, Inggris, Prancis, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab.
Tujuan utama acara ini adalah berbagi pengetahuan antar negara soal transformasi digital dalam dunia pendidikan. Sehingga didapatkan kualitas pendidikan yang merata di setiap negara untuk pendidikan digital di era digital.