Inionline.id – Universitas Diponegoro (Undip) akhirnya mengakui ada perundungan terhadap mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Aulia Rahma Lestari. Aulia mendapat perundungan selama PPDS di RSUP dr. Kariadi, Semarang hingga berujung bunuh diri.
Sebelumnya, Undip terus menghindar dari tuduhan praktik perundungan atau bullying pada kasus Aulia. Juru bicara Undip Khairul Anwar mengeklaim pihaknya tidak menghindar.
Khairul menuturkan Rektor maupun Dekan Fakultas Kedokteran Undip saat itu memberikan keterangan terkait bullying Aulia berdasarkan hasil investigasi internal. Sementara itu, hasil investigasi kepolisian belum keluar.
“Kasus almarhum itu kita menyerahkan kepada kepolisian dan prosesnya sudah berjalan. Yang tim investigasi internal ini kesimpulan sementaranya menerangkan tidak ada bullying untuk meninggalnya almarhum,” kata Khairul dalam Primetime News Metro TV dikutip Senin, 16 September 2024.
Khairul mengatakan kasus bullying yang pernah ditemukan pihaknya terjadi sebelum kasus Aulia. “Yang disebutkan itu pelanggaran (perundungan) sampai tahun 2023,” tutur dia.
Setelah sempat mengelak, Dekan FK Undip Yan Wisnu Prajoko mengakui ada kasus bullying dalam PPDS Undip di RSUP dr. Kariadi, Semarang. Kasus bullying terjadi lewat berbagai bentuk dan antar tingkat dan derajat.
“Kami menyampaikan dan kami mengakui bahwa di dalam sistem pendidikan dokter spesialis di internal Kami terjadi praktik-praktik atau kasus perundungan dalam berbagai bentuk, derajat, dan hal,” ungkap Yan.
Ia meminta maaf atas kasus perundungan itu. Permintaan maaf itu disampaikan kepada masyarakat hingga kementerian.
“Kami memohon maaf kepada masyarakat terutama Kementerian Kesehatan, Kementerian Dikbudristek, dan Komisi IX, Komisi X DPR RI. Kami mohon maaf bila masih ada kekurangan dalam menjalankan proses pendidikan khususnya kedokteran spesialis ini,” ujar Yan.