Inionline.id – Strategi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem di Indonesia dibeberkan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta.
Arif menerangkan, pemerintah punya tiga pendekatan dalam memberantas kemiskinan dan telah membentuk satuan tugas konvergensi penghapusan kemiskinan ekstrem.
“Dilakukan melalui tiga pendekatan, pertama pengurangan: mengurangi beban pengeluaran ke kelompok miskin berupa bantuan sosial, jaminan sosial, subsidi tepat sasaran,” ujar Arif di Banyuwangi, Jumat (27/9).
Penjelasan itu terlontar saat dia menghadiri diskusi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dalam acara Journalist Journey yang digelar PT Penanaman Nasional Madan (PNM) di Banyuwangi.
Arif lalu menjelaskan pendekatan selanjutnya, yakni peningkatan pendapatan melalui program pemberdayaan atau kewirausahaan.
“Dengan harapan kelompok miskin, terutama bagi mereka yang punya anak, kalau pendidikan dipersiapkan sejak awal dan ditopang oleh negara jika mereka sudah menamatkan sekolah lebih tinggi, bisa mendapat kerjaan yang baik,” ujar dia.
Salah satu yang terlibat dalam peningkatan pendapatan melalui pemberdayaan adalah PNM.
PNM memiliki program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) yang menyasar perempuan berkeluarga yang tergolong pra-sejahtera. Mereka akan memberi pinjaman modal minimal Rp2 juta ke setiap orang untuk membuat usaha atau menciptakan penghasilan sendiri.
Mekaar menerapkan sistem tanggung renteng. Peserta yang ingin meminjam harus tergabung dalam kelompok atau membentuk suatu kelompok minimal 10 orang.
Di kesempatan itu, Arif juga menjelaskan pendekatan ketiga berupa pengurangan wilayah kantung kemiskinan melalui infrastruktur.
“Kita bisa melihat ada dana desa yang dipakai untuk perbaikan infrastruktur,” ungkap dia.
Arif menyebut dana desa itu merupakan bentuk kehadiran negara. Dia lantas mencontohkan jalan-jalan yang dilalui saat hendak menuju Desa Telemung, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Wilayah ini masuk kategori terpencil dan jauh dari aktivitas ekspor-impor.
Desa itu terletak di dataran tinggi dan tak bisa disebut sebagai permukiman yang mudah diakses. Jalan-jalan di sana seperti lereng bukit. Namun, di dekat permukiman jalan tampak di-paving.
Arif kemudian mengatakan, pendekatan yang dilakukan selama ini membuahkan hasil.
“Ada evidence, ada bukti menunjukkan bahwa program penghapusan kemiskinan ekstrem ini berjalan dengan baik sesuai harapan,” ujar dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin ekstrem Indonesia pada Maret 2024 sebesar 0,83 persen. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yakni 1,12 persen.
Sementara itu, angka kemiskinan di Indonesia berada di angka 9,03 persen pada Maret 2024. Angka ini mengalami penurunan sebesar 0,33 persen dari tahun lalu.