Inionline.id – Satuan pendidikan diberikan keleluasaan menentukan mekanisme dan kriteria kenaikan kelas. Namun, Kurikulum Merdeka menentukan sistem tinggal kelas menjadi pilihan terakhir.
Setiap murid memiliki perkembangan belajar berbeda sehingga fokus utamanya bukan hanya nilai semata. Orang tua dan murid tidak perlu khawatir dengan sistem tinggal kelas.
Lantas, apa saja pertimbangan seorang murid dinyatakan naik kelas? Melansir Instagram @kurikulum.merdeka, ada empat hal yang perlu dipertimbangkan, seperti:
- Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan pencapaian murid pada semua mata belajar
- Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5)
- Ekstrakurikuler
- Prestasi lain
Salah satu guru dari SDI Pelibaler, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Stefanus Padeng, mengatakan kegiatan P5 atau ekstrakurikuler bisa membantu memperlihatkan karakter murid yang sesungguhnya.
“Dengan P5 atau kegiatan lain di luar (seperti) ekstrakurikuler bisa sangat membantu karena di saat kegiatan-kegiatan seperti itulah, kadang kita bisa lihat karakter sesungguhnya mereka keluar,” kata Stefanus dikutip dari Instagram @kurikulum.merdeka, Selasa, 10 September 2024.
Selain itu, murid dapat menunjukkan keaktifan dan kreativitasnya melalui kegiatan P5 atau ekstrakurikuler.
“Misalnya, ada yg di kelas mungkin lebih banyak diam. Begitu ada kegiatan P5 atau kegiatan ekstrakurikuler yang lain seperti pramuka atau seni. Mereka terlihat aktif dan kreatif, kolaborasinya tinggi,” ujar guru asal NTT tersebut.
Saat penentuan murid tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah di antara para pendidik yang mempertimbangkan keseluruhan proses belajar peserta didik, serta pendampingan oleh pendidik dari awal tahun ajaran. Maka dari itu, opsi tidak naik kelas jadi pilihan terakhir.
Pemilihan murid yang tidak naik kelas harus dilakukan hati-hati untuk membantu pengembangan kompetensi dan karakter. Apabila ada keputusan murid tidak naik kelas, satuan pendidikan akan merencanakan pendekatan pembelajaran yang sesuai supaya murid bisa berkembang.