Inionline.id – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan Presiden terpilih Prabowo Subianto menitipkan proyek prioritas yang menjadi quick win pada 2025. Proyek tersebut bukan IKN Nusantara.
Nantinya, proyek tersebut bakal didanai dari anggaran tambahan Rp40,59 triliun yang diberikan kepada Kementerian PUPR.
“Ini di dalam surat Direktur Jenderal (Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan) Rp40,59 triliun tersebut diperuntukkan pemanfaatannya untuk program quick win, yaitu berupa revitalisasi sekolah sebesar Rp19,5 triliun,” ungkap Basuki dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (18/9).
Sementara, sisa anggaran lainnya untuk dua program non-quick win. Pertama, Basuki merinci sebesar Rp11,98 triliun akan dipakai Kementerian PUPR untuk penyelesaian pembangunan bendungan dan irigasi.
Ia menekankan urusan bendungan dan irigasi juga digarap demi mengakomodir program presiden terpilih, yakni mencapai ketahanan pangan nasional.
“Ini semua adalah dalam rangka program unggulan presiden terpilih Bapak Prabowo untuk ketahanan pangan,” tegasnya.
Sementara itu, program keberlanjutan pembangunan IKN hanya dianggarkan Rp9,11 triliun di 2025. Basuki menegaskan ini bukan program quick win yang diamanatkan pemerintahan baru ke depan.
Anggaran sebesar Rp9,11 triliun untuk IKN itu tersebar ke sejumlah direktorat jenderal di Kementerian PUPR.
“Program non-quick win yang kedua adalah keberlanjutan pembangunan IKN sebesar Rp9,11 triliun. Ini dipakai untuk Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, dan Ditjen Perumahan,” tutur Basuki.
Basuki mengatakan titipan itu hasil pembahasan RUU APBN 2025 oleh Panitia Kerja (Panja) Belanja Pemerintah Pusat. Kemudian, Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyurati Basuki pada 11 September 2024 terkait tambahan anggaran Rp40,59 triliun tersebut.
Akan tetapi, ia mengaku tak tahu-menahu dana titipan untuk proyek revitalisasi sekolah itu berasal dari mana. Basuki hanya menegaskan anggaran tersebut sudah dikunci.
“Tentang (revitalisasi) sekolah Rp19,5 triliun, kalau ditanyakan dari mana asal uangnya tentu saya tidak bisa menjawab,” ucap Basuki.
“Tapi yang ditulis di dalam surat Kementerian Keuangan kepada kami bahwa itu merupakan program quick win yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK). Lokasinya (sekolah yang direnovasi) sudah ditetapkan di dalam KRISNA (aplikasi anggaran Kemenkeu) dan diverifikasi oleh Kemendikbudristek,” tandasnya.