Bagi Warga Jakarta BPBD Akan Gelar Simulasi Megathrust Selat Sunda

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Gempa megathrust segmen Selat Sunda mengincar warga DKI Jakarta dan sekitarnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta hingga Kota Bogor telah memitigasi bencana tersebut.

Ketua Sub-kelompok kedaruratan dan penanganan pengungsi BPBD DKI Jakarta, Wardaya mengatakan warga Jakarta mulai dipersiapkan untuk menghadapi risiko gempa bumi megathrust segmen Selat Sunda melalui serangkaian pelatihan simulasi bencana.

“Dalam waktu dekat kami akan melakukan simulasi secara serentak, untuk mengurangi risiko bencana megathrust yang kembali menjadi perhatian,” kata Wardana, Senin (16/9).

Wardaya menerangkan BPBD DKI Jakarta sudah menyiapkan berbagai skenario simulasi. Hal itu dilakukan agar bisa menjangkau semua kalangan warga Jakarta.

Dari mulai skenario cara masyarakat menghadapi bencana gempa di rumah sakit, pemukiman padat penduduk, pasar, sekolah, hingga gedung perkantoran.

Tak hanya gempa bumi, kata dia, simulasi serentak itu juga akan mengajarkan teknik-teknik penyelamatan diri saat menghadapi bencana kebakaran dan banjir.

Surat edaran untuk camat dan lurah di Kota Bogor

Sementara itu, BPBD Kota Bogor telah mengeluarkan peringatan agar masyarakat siap siaga akan bencana gempa bumi. Mereka merilis surat edaran untuk camat dan lurah.

Sekretaris Daerah ex officio Kepala BPBD Kota Bogor Syarifah Sofiah menuturkan peringatan dirilis setelah melihat tren peningkatan aktivitas gempa yang mirip dengan Megathrust Nenkai, Jepang dan dua megathrust di Indonesia.

“Menindaklanjuti hal tersebut, kami memohon bantuan para camat dan lurah se-Kota Bogor untuk menyiapkan langkah-langkah konkrit guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi,” ujarnya.

Sebelumnya, Badan Metereorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperingatkan gempa megathrust dari dua zona, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut yang tinggal menunggu waktu.

Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar memiliki siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR RI pada 27 Agustus lalu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap pihaknya sudah menambah jumlah alat pendeteksi sensor gempa untuk menghadapi ancaman gempa berkekuatan besar di zona megathrust.

Menurutnya, jumlah sensor gempa saat ini mencapai 530 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Jumlah itu melonjak drastis dari yang sebelumnya hanya 176 unit sebelum tahun 2019.