Soal Jalan Era SBY dan Jokowi, Stafsus Sri Mulyani Buka Suara

Ekonomi657 views

Inionline.id – Stafsus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo angkat suara soal perdebatan mengenai pembangunan jalan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menyebut setiap pemimpin pasti berlomba-lomba membangun infrastruktur demi demi melayani rakyat, peningkatan investasi, penurunan biaya logistik, dan peningkatan aktivitas ekonomi daerah. Maka tak heran anggaran infrastruktur menunjukkan tren peningkatan.

Namun, Yustinus mengingatkan pembangunan jalan adalah tentang kontinuitas yaitu bertahap dan berkelanjutan.

“Tahap-tahap yang tentu memakan waktu yang tidak sedikit sehingga sangat mungkin menjadi tongkat estafet antar periode,” kata Yustinus dalam akun Twitternya @prastow, Rabu (24/5).

Pada periode 2019-2023, pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengeluarkan rata-rata Rp374,2 per tahun mengakselerasi pembangunan infrastruktur.

Khusus pada 2022, realisasi anggaran infrastruktur mencapai Rp374,7 triliun melalui belanja non kementerian/lembaga (K/L) (Rp97,4 triliun), pembiayaan anggaran (Rp81,9 triliun), dan belanja K/L (Rp189,3 triliun).

Beberapa outputnya yaitu pembangunan bendungan 34 unit, pembangunan jaringan irigasi 936,6 kilometer (km), dan pembangunan jalan 540,25 km.

Ia mengatakan ketika jalan sudah jadi, belum tentu langsung tercatat sebagai jalan nasional di Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepmen PUPR).

Ia menyebut panjang jalan nasional yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) didasarkan pada Kepmen PUPR yang perubahannya disebabkan tiga hal yaitu peningkatan status jalan (upgrade), penurunan status jalan (downgrade), dan pembangunan jalan baru.

“Dengan kata lain, Perubahan Panjang Nasional ≠ Pembangunan Jalan Baru,” kata Yustinus.

Ia membeberkan pembangunan jalan baru yang masuk dalam Kepmen PUPR pada periode 2015-2022 tercatat 1.153 km. Angka tersebut tidak dapat dipisahkan dari 64 km jalan baru yang tuntas pada periode 2004-2014.

Kemudian, total 1.217 km jumlah panjang jalan baru dari 2004-2022 tidak dapat dipisahkan dari 9.191 km jalan nasional yang telah dibangun selama 2010-2022.

“Ðari total 1.217 km tersebut tidak dapat dipisahkan dari 9.191 km jalan nasional yang telah dibangun selama 2010-2022, karena sekali lagi ini adalah tentang kontinuitas. Terima kasih Pak Jokowi, Pak SBY, Bu Mega, dan para presiden sebelumnya,” kata Yustinus.