Inionline.id – Gagasan bahwa ‘uang tidak dapat membeli kebahagiaan’ telah sering didengar. Namun, apakah itu benar? Tahun 2020 silam, para peneliti berhasil menganalisis data dari Kantor Statistik Nasional dan Indeks Bahagia untuk mengetahui berapa banyak uang yang dibutuhkan oleh rata-rata orang Inggris untuk menjalani kehidupan yang tergolong bahagia.
Lantas berapa banyak?
Dilansir dari laman ScienceFocus, Sabtu (13/5), jawabannya adalah, rata-rata mereka membutuhkan uang sebanyak £33.864 atau setara Rp 570 juta bahkan lebih untuk mencapai tingkat bahagia.
Diikuti dengan sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2021 lalu oleh Matthew Killingsworth dari Universitas Pennsylvania, yang menyebut bahwa semakin banyak uang yang dimiliki seseorang, semakin bahagia mereka.
Ini bukan karena sikap serakah atau lain sebagainya, namun juga terkait tentang kesehatan seseorang. Orang yang lebih kaya cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik, dan kesehatan yang lebih baik cukup berdampak pada kebahagiaan.
Orang kaya yang menghabiskan uang mereka untuk membeli lebih banyak waktu luang dan berinvestasi lewat pengalaman dibanding dengan menghabiskan uang dalam bentuk barang juga dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang.
Memang, kebahagiaan juga berasal dari beragam hal. Seperti hubungan dengan berpasangan, kepuasan kerja, dan tentang menikmati hidup. Hanya saja, jika banyak uang setidaknya mampu mengantarkan manusia pada pilihan yang lebih banyak untuk menjelajahi kebahagiaan mereka.
Sains juga mengungkap bahwa tingkat kebahagiaan seseorang juga bergantung pada kekayaan orang-orang disekitar mereka. Jika seseorang tinggal di negara yang kaya, namun tidak mampu membeli mobil baru yang dimiliki tetangganya, maka tingkat kebahagiaan orang itu akan menurun karena merasa tidak mampu mempertahankan standar hidup yang sama dengan orang-orang di sekitarnya.
Namun, ada juga studi yang menyatakan bahwa menjadi kaya dan memiliki banyak uang tidak selamanya baik. Studi ini terbit di Psychology Today yang mengatakan bahwa anak-anak dari orang tua kaya memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi, kecemasan, hingga sampai gangguan makan. Para peneliti juga menemukan bahwa, ketika seseorang menjadi lebih kaya, mereka mungkin menjadi kurang berempati. Jika itu terjadi, maka juga tidak baik.
Pada akhirnya, uang memang bisa mengantarkan manusia pada penjelajahan kebahagiaan yang lebih luas. Namun, jika kini Anda masih tidak mampu mengendarai mobil yang lebih mewah daripada tetangga atau belum mampu mengalahkan smartphone boba milik mereka, setidaknya Anda bisa hidup lebih baik dalam hal berempati dibanding mereka.