Pemimpin Chechen Murka Tuduh Ukraina Akibat Pembakaran Al Quran di Rusia

Internasional1157 views

Inionline.id – Pemimpin Chechen Ramzan Kadyrov murka merespons aksi pembakaran Al Quran oleh warga Rusia, Nikita Zhuravel, di Kota Volgorod.

Ia mengatakan aksi pembakaran salinan Al Quran oleh Zhuravel di depan masjid di Kota Volgograd, Rusia, keterlaluan dan membuat murka Muslim di Negeri Beruang Merah.

Kadyrov juga menuduh badan intelijen Ukraina sebagai dalang di balik insiden tersebut.

“Insiden keterlaluan yang diorganisir badan khusus Ukraina, dengan membakar Al Quran di Volgograd, membuat geram komunitas Muslim,” kata Kadyrov, seperti dikutip TASS, Rabu (24/5).

Ia kemudian berkata sekitar 60.000 orang akan berkumpul di Ibu Kota Chechen, Grozny, untuk mengungkapkan sikap tegas dan kemarahan mereka atas insiden itu.

Menurut dia, provokasi yang dilakukan Barat dan Ukraina di wilayah Rusia justru memperkuat tekad mereka untuk menghancurkan kedua pihak itu.

“Tak akan ada pembicaraan damai dengan pemuja iblis. Semua negosiasi damai dikesampingkan dulu hingga para pengacau itu berlutut, bertaubat, dan meminta maaf ke negara Islam di dunia,” ungkap Kadyrov lagi.

Pelaku mengaku disuruh intelijen Ukraina

Pembakaran Al Quran ini menjadi sorotan usai rekaman aksi Zhuravel beredar di internet. Menurut beberapa sumber video itu diambil pada 19 Mei.

Pihak berwenang di Volgograd lalu menangkap Zhuravel karena dicurigai membakar salinan Al Quran di depan masjid.

Berdasarkan laporan investigator, Zhuravel merekam aksinya di depan kamera dan mengunggah video itu di situs yang dikelola pusat informasi angkatan bersenjata Ukraina.

TASS mengutip video saat ia diinterogasi. Dalam rekaman itu Zhuravel mengakui kesalahannya. Ia juga mengatakan aksi tersebut berdasarkan instruksi dari badan intelijen Ukraina.

Ukraina membayar dia 10 ribu rubel atau sekitar Rp1,8 juta sebagai imbalan aksi pembakaran salinan Al Quran.

Pemuda itu juga menyesal telah melancarkan aksinya dan menyampaikan permintaan maaf. Ia mengatakan satu-satunya motif bersedia membakar kitab suci adalah karena kebutuhan finansial.

Kemudian pada akhir pekan lalu, Rusia mengumumkan akan melakukan penyelidikan lebih lanjut soal pembakaran Al Quran itu.

Namun, hingga kini, belum ada tanggapan dari pihak Ukraina soal tuduhan Rusia tersebut.