Di Education World Forum, Mendikbudristek Nadiem Pamer Keberhasilan Merdeka Belajar

Pendidikan457 views

Inionline.id – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim memamerkan kebijakan transformatif di bidang pendidikan yang diluncurkan oleh Kemendikbudristek, Merdeka Belajar, di Education World Forum (EWF). Di hadapan menteri dan delegasi dari 180 negara, Nadiem memaparkan visi misi, praktik baik, serta capaian Merdeka Belajar.

Nadiem menjelaskan Merdeka Belajar dibuat lantaran kesadaran situasi pembelajaran yang masih butuh banyak peningkatan dan diperparah pandemi covid-19. Pihaknya menghadirkan Merdeka Belajar dengan tujuan meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan menjadikan proses belajar sebagai pengalaman menyenangkan bagi pelajar di Indonesia.

“Untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat, kita perlu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak kita,” ujar Nadiem dalam keterangan tertulis, Rabu, 10 Mei 2023.

Nadiem menjelaskan tiga terobosan besar melalui Merdeka Belajar. Pertama, mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.

AN juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual. Kedua, menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela.

“Jika sebelumnya diperlukan 5-7 tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini kami melakukannya dengan cara berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan sukarela. Dalam 1,5 tahun saja, 80 persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka,” beber Nadiem.

Dia menuturkan Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran 30–40 persen untuk menekankan pada pembelajaran mendalam, mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis projek, serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Ketiga, berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru. Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

“Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah,” tutur Nadiem.

Education World Forum yang berlangsung di Queen Elizabeth II Centre, London, Nadiem juga menjelaskan tentang transformasi Merdeka Belajar yang berfokus pada peningkatan kompetensi guru. Transformasi untuk pendidikan pra-guru menjadi lebih berfokus pada kemampuan yang relevan dengan praktik, tidak hanya terbatas pada teori.

Sementara itu, program Guru Penggerak bertujuan melahirkan generasi baru kepala sekolah dan pengawas tidak semata berfokus pada kompetensi.

“Guru Penggerak adalah guru yang mampu dan berani mengambil risiko, melakukan inovasi, dan memahami filosofi mendasar dari pendidikan,” ujar Nadiem.

Nadiem mengatakan Kemendikbudristek berkomitmen meningkatkan kompetensi literasi dan numerasi peserta didik melalui intervensi spesifik dan tepat sasaran. Hal tersebut diwujudkan melalui program Kampus Mengajar.

Lebih dari 90 ribu mahasiswa dikirim menjadi rekan guru dalam meningkatkan kemampuan fondasi peserta didik di jenjang SD dan SMP. Intervensi kedua dengan mengirimkan 15 juta eksemplar buku bacaan ke PAUD dan SD dengan nilai literasi rendah berdasarkan hasil AN.

“Sungguh suatu kebahagiaan melihat sekolah-sekolah di daerah 3T saat ini sudah memiliki perpustakaan dan murid-muridnya bersemangat untuk membaca,” ujar Nadiem.

Nadiem Makarim juga menjelaskan pemanfaatan teknologi digital untuk mengakselerasi transformasi sistem pendidikan. Platform-platform yang dirancang Kemendikbudristek, antara lain Rapor Pendidikan, SIPLah, dan Merdeka Mengajar dihadirkan untuk mendorong perubahan masif melalui peningkatan kualitas pengelolaan satuan pendidikan.

Dia juga membagikan tiga poin pembelajaran yang diperoleh dari implementasi Merdeka Belajar selama tiga tahun terakhir. Pertama, transformasi holistik harus melibatkan intervensi pada semua aspek dalam sistem pendidikan dan penyelarasan pembelajaran dari jenjang pendidikan usia dini, dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Kedua, transformasi harus melibatkan partisipasi masyarakat dan memberdayakan pemangku kepentingan di sektor pendidikan karena kunci dari keberlanjutan perubahan adalah gerakan yang diupayakan bersama. Ketiga, pemanfaatan teknologi digital dalam transformasi harus bertujuan mendukung dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Memberikan keleluasaan kepada guru untuk berkarya dan menghadirkan kemerdekaan kepada peserta didik untuk belajar adalah kunci dari keberhasilan transformasi pendidikan,” tutur Menteri Nadiem.

Education World Forum berlangsung pada 7–10 Mei 2023. Nadiem menjadi salah satu pembicara pada Sesi Panel 1 bersama Direktur Global Pendidikan Bank Dunia, Jaime Saavedra; Menteri Pendidikan dan Pemuda Jamaika, Fayval Williams; dan Direktur Assessment and Qualification Alliance (AQA), Colin Hughes.