Balai NTT Menyebut Ada 7 Kecamatan di TTS Jadi Lokasi Infeksi Rabies

Antar Daerah557 views

Inionline.id – Balai Karantina Kelas I Kupang menyatakan sudah ada tujuh kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diduga menjadi lokasi infeksi rabies dari anjing.

“Ada sudah sekitar tujuh kecamatan yang tertular (rabies) di TTS,” kata Kepala Balai Karantina Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar yang dihubungi CNNIndonesia.com Selasa (30/5).

Dia menyebutkan tujuh kecamatan tersebut adalah Amanatun Selatan, Kuatnana, Kolbano, Amanuban Tengah, Nunkolo, Kie, dan Kualin.

“Tujuh kecamatan tersebut yang diduga telah terinfeksi,” katanya.

Yulius menerangkan saat ini mereka sedang mengutamakan memvaksinasi bagi warga yang diduga telah tertular rabies akibat tergigit anjing.

“Kita sudah di So’e (ibu kota TTS) dengan Dinas Kesehatan Provinsi, kita ada bawa 100 dosis VAR (vaksin anti rabies) untuk manusia,” kata Yulius.

Penanganan pertama kata Yulius akan diprioritaskan pada yang tergigit yang telah terkonfirmasi ada belasan warga di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan.

Kemudian juga akan diutamakan bagi petugas vaksin atau vaksinator di lapangan.

“Nanti selanjutnya akan dilakukan penanganan terhadap hewan pembawa rabies milik warga,” ujar Yulius.

Terpisah, Wakil Bupati Timor Tengah Selatan, Army Konay mengatakan dari 19 orang yang diduga tertular rabies akibat gigitan anjing ada enam orang yang memiliki gejala positif rabies ada enam orang.

“Dan kalau gejala sudah sampai otak, kalau penanganan untuk yang telah mencapai otak maka akan sulit,” ujarnya.

Sebelumnya pada Senin (29/5), Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun membenarkan laporan hasil pengujian laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar Kementerian Pertanian terhadap sampel organ anjing yang menggigit salah satu warga bernama Petronela positif rabies.

Laporan dari Polsek Amanatun Selatan menyebutkan ada 20 warga Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan yang terindikasi terinfeksi rabies. Dari 20 orang tersebut satu warga meninggal dunia usai digigit anjing pada pekan lalu.

Mencari awal penularan rabies

Sementara itu dikutip dari Antara, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Timor Tengah Selatan sedang mendalami serta mencari tahu asal anjing yang terinfeksi sehingga menyebarkan virus rabies di desa Fenun, Kecamatan Amanuban Selatan.

“Iya benar itu juga yang menjadi pertanyaan kami, dari mana asal anjing yang terpapar rabies itu, virusnya dari mana kok bisa masuk sampai ke desa di bagian pedalaman,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten TTS drh Dianar AS Ati di Kota So’e

Menurut Dianar harusnya ada anjing atau kucing satupun kera yang berasal dari daerah terpapar yang masuk ke wilayah kabupaten TTS, kemudian menggigit salah satu anjing di desa Fenun sehingga terinfeksi.

“Pasalnya di pulau Timor ini selama ini tidak pernah ada kasus rabies, sehingga ini merupakan kasus pertama di pulau Timor,” tambah dia.

Sejauh ini daerah yang menjadi daerah terisolasi akibat rabies di Nusa Tenggara Timur ada di pulau Flores dan pulau Lembata. Dia juga mempertanyakan apakah ada kemungkinan hewan yang terpapar rabies dari Lembata dan Flores masuk ke desa Fenun.

Saat ini tambah dia, pemerintah sedang menyiapkan surat untuk penutupan desa tersebut, namun pihak kecamatan sudah mendahului. Dia pun mengimbau warga yang mempunyai anjing untuk segera dikandangkan.

Hal ini untuk mencegah terjadinya penyebaran virus rabies tidak hanya di desa tersebut, tetapi juga di seluruh wilayah kecamatan Amanuban Selatan.