AI Mampu Tebak Hasil Pemilu Amerika Serikat

Iptek557 views

Inionline.id – ChatGPT tampaknya semakin mahir melakukan segala hal akhir-akhir ini. Sejauh ini chatbot pintar itu sudah mampu menulis kode, menyusun musik, bahkan membuat gambar yang sangat realistis seperti hasil fotografer profesional.

Dilaporkan ScienceDaily, Rabu (5/4), sebuah studi terbaru dari Brigham Young University (BYU) Amerika Serikat (AS) membuktikan bahwa kecerdasan buatan dapat menanggapi pertanyaan survei yang kompleks layaknya manusia sungguhan.

Untuk mengungkap apakah kecerdasan buatan mampu menggantikan responden manusia dalam survei penelitian gaya. Tim profesor ilmu politik dan ilmu komputer bersama mahasiswa pascasarjana di BYU menguji keakuratan algoritma terprogram dari model bahasa GPT-3.

Para peneliti menciptakan persona buatan dengan menetapkan karakteristik tertentu seperti ras, usia, ideologi, dan religiusitas. Kemudian mengujinya untuk melihat apakah persona buatan akan memilih sama seperti yang dilakukan manusia pada pemilihan presiden AS 2012, 2016, dan 2020 atau tidak.

Mereka menggunakan American National Election Studies (ANES) untuk basis data manusia sebagai bahan perbandingan, dan menemukan bahwa kesamaan korespondensi cukup tinggi antara pilihan AI dan manusia.

“Saya sangat terkejut melihat betapa akuratnya itu,” kata David Wingate, Profesor Ilmu Komputer BYU, dan salah satu penulis studi ini.

“Ini sangat menarik karena modelnya tidak dilatih untuk melakukan ilmu politik. Tetapi informasi yang kami dapatkan kembali sangat cocok dengan bagaimana orang-orang memilih,” lanjut dia.

Percobaan lain dilakukan dengan mengkondisikan persona buatan untuk menanggapi survei gaya wawancara. Percobaan kedua ini masih menggunakan ANES sebagai sampel manusia untuk dibandingkan. Kembali, mereka menemukan kesamaan yang tinggi antara pola pada manusia dan respons AI.

“Kami belajar bahwa AI dapat membantu kami memahami orang dengan lebih baik. Bukan menggantikan manusia, tetapi itu membantu kita mempelajari orang dengan lebih efektif,” kata Profesor Ilmu Politik BYU, Ethan Busby.

Wingate mencatat AI mampu membantu banyak bidang pekerjaan, namun hal ini tetap perlu diperhatikan karena terkadang model komputer tidak akurat. Sepakat dengan itu, Busby mengatakan mensurvei persona buatan seharusnya tidak menggantikan kebutuhan untuk mensurvei orang sungguhan. Para ahli juga harus menentukan batasan etika survei kecerdasan buatan dalam penelitian yang terkait dengan ilmu sosial.