Kemenkes Mengungkapkan SDM di Sektor Kesehatan Saat ini Masih Kurang

Headline, Nasional157 views

Inionline.id – Sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan yang saat ini masih kurang dan tidak merata diungkapkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Ini merupakan masalah serius dan harus dicarikan solusinya.

Demikian disampaikan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam Rapat Kerja dengan Baleg DPR, Selasa (22/11) seperti dikutip dari kanal YouTube Baleg DPR, Senin (28/11).

“SDM Kesehatan yang ada saat ini kurang dan tidak merata. Ini masih menjadi masalah di Indonesia,” kata Dante.

Dante merinci, untuk dokter umum di Indonesia saat ini rasionya 0,42 per 1.000 populasi. Padahal WHO sendiri mensyaratkan 1 per 1.000 penduduk.

“Rata-rata asia (rasio dokter) itu 1,2 persen. Sedangkan untuk rata-rata OECD itu bahkan 3,2,” kata Dante.

Kemudian, ada 5 persen puskesmas belum punya dokter, dan 52 persen puskesmas belum lengkap memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan dasar. Selian itu, 41 persen RSUD kabupaten/kota belum terpenuhi dokter spesialis.

“Jadi tenaga kesehatan masih menjadi ruang untuk dibuatkan regulasi sehingga percepatan pengadaan tenaga kesehatan menjadi salah satu hal yang harus dipikirkan,” ujar Dante.

Demikian juga dengan jumlah dokter spesialis di Indonesia yang masih minim. Ini, kata dia, juga masalah yang harus segera dicarikan solusinya.

“Misalnya saya ambil contoh ilmu penyakit jantung dan darah. Di kita per 1.000 penduduk hanya 0,006, dibandingkan dengan negara lain Inggris 0,53 di Australia 0,63 di AS 0,056. Jadi kita memang masih seper 10 dari angka yang ada di negara tersebut,” ujar Dante.

Dengan demikian, Kemenkes meminta dan mengajak DPR untuk mencarikan solusi dari masalah ini. Salah satunya dengan membuat regulasi untuk perbaikan hal tersebut.

“Ini bisa diatasi kalau kuota mahasiswa perguruan tinggi dinaikkan, yang kedua apabila syarat rasio dosen dan mahasiswa dinaikkan. Dosen harus diperbanyak. Ini bisa dilakukan apabila kita punya regulasi yang baik untuk pendidikan,” katanya.

Dante juga menyampaikan masalah kesehatan di Indonesia juga berkaitan dengan masih minimnya integrasi teknologi kesehatan dan regulasi inovasi bioteknologi. Di mana saat ini ada 400 aplikasi kesehatan milik pemerintah yang belum saling terintegrasi.

“Masih sendiri-sendiri. Dengan demikian akan sulit memberikan masukan real time karena harus menunggu laporan. Padahal kita punya platform PeduliLindungi yang dipakai 90 juta masyarakat Indonesia. Dengan model ini tantangan ini bisa diatasi,” ujarnya.

Masalah lainnya merupakan kurangnya akses ke layanan primer; kurangnya kapasitas pelayanan rujukan di rumah sakit, ketahanan kesehatan yang masih lemah; dan Pembiayaan kesehatan yang masih belum efektif.

Dengan demikian, setidaknya ada enam masalah kesehatan yang tengah dihadapi Indonesia dan harus segera dicarikan solusinya.

Kemenkes, kata Dante, saat ini terus melakukan transformasi kesehatan sebagai upaya untuk dapat menjawab permasalahan layanan kesehatan di masyarakat.