Presiden Jokowi ingin Indonesia Menjadi Bagian dalam Rantai Pasok Kesehatan Global

Ekonomi057 views

Inionline.id – Presiden Jokowi ingin Indonesia dan negara berkembang lainnya menjadi bagian dalam rantai pasok kesehatan global.

Menurut dia, negara berkembang perlu mengambil bagian agar bisa menghapus kesenjangan kesehatan dengan negara maju, di mana gap kesehatan, terutama infrastruktur sangat lebar.

“Kesenjangan kapasitas kesehatan tidak dapat dibiarkan. Negara berkembang perlu kemitraan yang memberdayakan. Negara berkembang harus menjadi bagian rantai pasok kesehatan global,” ujarnya dalam pidato pembuka sesi 2 KTT G20, Bali, Selasa (15/11).

Jokowi ingin negara berkembang bisa menjadi bagian dari manufaktur dan riset kesehatan dunia. Tentunya, keinginan tersebut bisa dicapai dengan bantuan dari negara lain anggota G20.

“Ini hanya bisa terjadi jika investasi industri kesehatan ditingkatkan, kerja sama riset dan transfer teknologi diperkuat dan akses bahan baku produksi untuk negara berkembang diperluas,” jelasnya.

Selain itu, Trade-Related Aspect on Intellectual Property Rights (TRIPS) Waiver atau perjanjian dalam akses kesehatan harus diperluas untuk menghasilkan solusi yang konkret, termasuk diagnostik dan terapeutik.

Jokowi juga berharap WHO bisa lebih kuat dalam mengawal isu kesehatan yang merata di seluruh dunia. “WHO juga harus merealisasikan komitmennya terkait hubs dan spokes solusi kesehatan,” imbuhnya.

Saat ini, Indonesia telah memiliki pandemic fund atau dana pandemi yang diluncurkan dalam rangkaian pelaksanaan KTT G20. Pandemic fund bertujuan agar dunia lebih mempersiapkan diri dalam menghadapi pandemi di masa depan.

Jokowi berharap anggota G20 ikut berkontribusi pendanaan untuk pandemic fund ini mengikuti langkah Indonesia. Sehingga, dana yang terkumpul nantinya bisa digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan dunia, terutama kepada negara yang membutuhkan.

“Ini harus diikuti penambahan kontribusi pendanaan agar berfungsi secara optimal. Saya mengajak semua pihak berkontribusi, Indonesia telah berikan komitmen US$50 juta,” pungkasnya.