Kemenkes Tengah Menginvestigasi Dugaan Kebocoran Data PeduliLindungi oleh Bjorka

Berita157 views

Inionline.id – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril memastikan pihakya tengah menginvestigasi dugaan kebocoran 3,2 miliar data terkait pengguna aplikasi PeduliLindungi oleh Bjorka.

Syahril menambahkan pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), PT Telkom, dan berbagai pihak terkait lainnya guna menginvestigasi dugaan kebocoran data sejak Selasa (15/11) lalu.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang hingga hasil koordinasi dan investigasi kami sampaikan kembali kepada publik,” kata Syahril melalui keterangan tertulisnya, Kamis (17/11).

Syahril dalam hal ini tidak membenarkan atau menampik dugaan kebocoran data tersebut. Namun investigasi Kemenkes dilakukan usai pihaknya menerima informasi tersebut dari beragam media sosial.

“Kementerian Kesehatan telah mengetahui adanya isu di media sosial terkait dugaan peretasan data pengguna PeduliLindungi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujarnya.

Bjorka sebelumnya kembali melanjutkan aksi pembocoran datanya dengan mengunggah 3,2 miliar data yang diklaim sebagai pengguna aplikasi PeduliLindungi. Ia mematok harga bagi miliaran data itu US$100 ribu (sekitar Rp1,6 miliar) dalam bentuk BitCoin.

Bocoran data itu disebut termasuk milik Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, dan YouTuber Deddy Corbuzier.

“Indonesia Covid-19 app PeduliLindungi 3,2 billion,” demikian judul unggahan Bjorka di situs BrechForums, Selasa (15/11) pukul 06.42 waktu unggahan, atau pukul 13.43 WIB.

Ia merinci data yang dibocorkan itu mencakup 48 Gigabyte data terkompresi (compressed), 157 GB data tak terkompresi (uncompressed), dengan total 3.250.144.777 data.

Data berformat CSV itu berupa “Name, Email, NIK (National ID CARD Number), Phone Number, DOB, Device ID, COVID-19 STATUS, Checkin History, Contact Tracing History, Vaccination etc.

Ia kemudian mengunggah sejumlah sampel bocoran data yang terbagi dalam beberapa kategori. Yakni, data pengguna (Users) sebanyak 94 juta, akun yang diurutkan (Account Sorted) 94 juta, data vaksinasi (Vaccination) 209 juta, riwayat check-in 1,3 miliar, riwayat pelacakan kontak (Contact Tracing History) 1,5 miliar.