Dua Tahun Akses Jalan Desa Tangkil Dipagar Beton, Ongkos Angkut Hasil Bumi Jadi Mahal

Bogor – Ketua Umum Himpunan Petani dan Peternak Milenial Indonesia (HPPMI) menyayangkan penyempitan pemerintah yang membiarkan penyempitan akses jalan penghubung anta Desa Tangkil Kecamatan Citeireup, Desa Sentul dan Desa Kadumangu, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, yang dilakukan oleh perusahaan pengembang di desa Tangkil.

Padahal menurut keterangan warga desa tersebut sebelumnya jalan tersebut besar dan dipergunakan untuk mengangkut hasil bumi seperti singkong , jagung dan pisang. “Adanya penyempitan jalan tersebut angkutan hasil bumi warga jadi mahal karena mereka harus langsir menggunakan kendaraan kecil.” Ujar Aldi, saat berkunjung ke pengurus HPPMI di Desa Tangkil Kecamatan, Babakan Madang, Rabu, (30/11)

Dibiarkannya penyempitan akses jalan, masih kata Aldi, merupakan indikasi dugaan persekongkolan antara pemerintah daerah dengan perusahaan pengembang yang berada di wilayah tersebut. “Sejak puluhan tahun yang lalu, lahan tersebut digarap oleh para petani yang berasal dari Desa Kadumangu, Desa Tangkil , bahkan Desa Hambalang, tetapi baru dua tahun belakangan ini jalan itu ditutup oleh pagar arkon oleh pengembang.” Kata Aldi.

Dia menegaskan dalam waktu dekat ini akan melaporkan peristiwa tersebut kepada satgas mafia tanah yang yang dibentuk oleh pemerintah. “Ya lahan tersebut saat ini menghasilkan produk pangan untuk hajat hidup orang banyak, tanah tersebut dikelola oleh penggarap. Saya akan segera laporkan ke satgas tanah tanah terlantar untuk membongkar mafia – mafia tanah di indonesia. “ tegasnya.

Dalam kunjungan tersebut Ketum HPPMI didampingi oleh, Direktur SBC Muhammad Burhani yang juga dewan pembina HPPMI, dan tokoh pemuda Kabupaten Bogor Marcelius Nur Sobalinga. Kunjungan rombongan diterima langsung oleh perwakilan petani dan Kepala Desa Tangkil Fikriana. (Fal)