Kilang Kasim, Dukung Kemudahan Akses Kesehatan Dasar di Kampung Klayas, Papua Barat

Berita157 views

Sorong, Inionline.id – Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Terik matahari tidak menyurutkan semangat Benny Kumune (28 tahun), perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas Distrik Seget, Sorong, Papua Barat.

Jumat siang (28/10), Benny bersama Lusita Lane, rekan sesama perawat, merapikan obat-obatan dalam storage box untuk dibawa kembali ke puskesmas.

Bersama mereka, Ibu Ima, tim gizi puskesmas yang rutin melakukan pemeriksaan bulanan bagi anak balita dan ibu hamil di Kampung Klayas, dari jam 8 pagi.

Selama 10 hari mereka rutin berkeliling, menggunakan perahu untuk menjangkau 9 kampung, di wilayah Distrik Seget. Distrik adalah istilah bagi wilayah setingkat Kecamatan.

“Biasanya kami bertugas dari tanggal 19 hingga akhir bulan, keliling kampung. Karena warga terkendala transportasi untuk mengakses Pusksesmas. Jika ditempuh jalan darat cukup memakan waktu 4 sampai 6 jam. Apabila musim hujan akan lebih lama, jalan berlumpur membuat kendaraan yang melintas akan terjebak. Tetapi, setelah ada perahu dari Pertamina Kilang Kasim, mobilitas kami lebih mudah dan waktu lebih efisien,”kata Benny.

Menurut Benny, dari Puskesmas Distrik Seget ke Kampung Klayas, biasa ditempuh hingga 6 jam pulang pergi melalui jalur darat. Jika menggunakan perahu aebagai Puskesmas keliling, waktu tempuh hanya 40 menit saja.

Fokus kegiatan puskesmas keliling selain memberikan layanan kesehatan, juga memberikan imunisasi rutin, pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan gizi ibu hamil, menyusui dan balita.

Kata Ima, tim gizi Puskesmas Distrik Seget, di Kampung Klayas tercatat sekitar 63 balita. 15 diantaranya perlu perhatian khusus, karena masuk dalam kategori gizi kurang dan dan gizi buruk.

“Kami terbantu adanya Posyandu Tulip dengan ibu kader aktif, yang dibina Kilang Pertamina Kasim. Mereka menjadi perpanjangan tangan kami yang rutin mengedukasi masyarakat agar balita diberikan asupan gizi kaya protein selama masa pertumbuhan emasnya sejak lahir hingga 1000 hari,”kata Ima.

Upaya tersebut terus digiatkan, meski tidak mudah dan perlu waktu. Karena edukasi kesehatan ke penduduk asli suku Mooi, lebih mudah dilakukan oleh orang-orang asli yang memahami budaya, tradisi dan kepercayaan.

“Tidak bisa kita langsung paksa-paksa makan ikan, makan telur, sayur dan menu sehat lainnya. Karena masih banyak mitos warga yang harus kita ubah perlahan-lahan. Misalnya mitos makan ikan membuat anak-anak cacingan,”jelas Ima.

Area Manager Communication, Relation dan CSR Kilang Kasim, Dodi Yapsenang menyatakan, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui Kilang Kasim, telah menjalankan program tanggung jawab sosial bidang kesehatan, dengan program Klayas Sehat.

“Masalah kesehatan dan gizi balita merupakan salah satu prorgam CSR Klayas Sehat. Program tersebut meliputi berbagai kegiatan mengaktifkan kegiatan Posyandu, pelatihan bagi kader, pemberian makanan tambahan, pelatihan first aider (pertolongan pertama), serta memberikan bantuan fasilitas perahu Puskesmas Keliling yang juga digunakan sebagai transportasi apabila ada warga yang sakit,” kata Dodi.

Program tersebut juga dikolaborasikan dengan Puskesmas serta Dinas kesehatan setempat, dimana Kilang Kasim juga terlibat dalam tim penanggulangan stunting.

“Kami berharap kerja sama ini dapat memberikan hasil yang baik bagi kesehatan generasi penerus bangsa dan bagi masyarakat, sejalan dengan dukungan Kilang terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan SDGs ke -3, Kehidupan Sehat dan Sejahtera,” pungkas Dodi.