Legacy Kilang Pertamina Plaju, Produk Teh Herbal Binaannya Jadi Souvenir G20 di Bali

Berita157 views

Bali, Inionline.id – Produk teh herbal yang diproduksi Jami’ah Rizqi Herbal, UMKM mitra binaan CSR PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju) resmi jadi salah satu souvenir perhelatan G20 di Nusa Dua, Bali.

Produk rumahan yang diolah dari tanam tanaman herbal di Kelurahan Plaju Ulu itu diserahkan kepada peserta dan tamu pertemuan 3rd Environment Deputies Meeting & Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) dan Joint Environment & Climate Ministerial Meeting (JECMM), atau pertemuan para Menteri Lingkungan Hidup delegasi negara-negara anggota G20 yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada Rabu (31/8).

Jejakkan Legacy
Area Manager Communication, Relations & CSR Kilang Pertamina Plaju Siti Rachmi Indahsari turut berbangga dan berbahagia, karena UMKM binaan Kilang Pertamina Plaju berhasil meninggalkan jejak di pertemuan bersejarah yang dihelat setiap dua tahun sekali dan mengundang para pemimpin dunia itu.

“Kami harap ini menjadi legacy bagi Pertamina, menjadi pesan bahwa kilang kita berkomitmen penuh menjaga lingkungan dengan memberdayakan masyarakat,” ujar Rachmi.

Ini adalah kali pertama Indonesia menjadi presidensi sekaligus tuan rumah G20, dan Kilang Pertamina Plaju amat beruntung karena telah mendapat kesempatan emas untuk menyediakan souvenir dari UMKM binaannya.

Misi Kilang Pertamina Plaju dalam membina masyarakat dan lingkungan itu selaras dengan dengan tujuan pertemuan EDM-CSWG dan JECMM G20 yang dikoordinir oleh Kementerian Lingungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, yang dalam forum itu akan menghasilkan kesepakatan bersama tentang aksi pengendalian perubahan iklim.

Cerita Di Balik Produksi Teh Herbal
Berawal dari inisiatif bu Jamiah, warga Kelurahan Plaju Ulu, Kecamatan Plaju, Kota Palembang, yang rumahnya yang berjarak tak lebih satu kilometer dari Kilang Pertamina Plaju, menanam berbagai tumbuhan herbal di pekarangan rumahnya.

Beberapa tahun lalu, Bu Jami’ah dan suaminya, Pak Rahmat mencoba meramu teh dari dedaunan tanaman herbal, untuk meredakan sakit anaknya yang bernama Rizqi. Atas permintaan masyarakat sekitar, teh yang berhasil menyembuhkan anaknya itu kemudian diproduksi secara serius oleh Bu Jami’ah, diurus izin produksi dan halalnya, kemudian mulai dipasarkan secara lokal dengan brand Jami’ah Rizqi Herbal.

Kehadiran Kilang Pertamina Plaju lewat program CSR Kampung Pangan Inovatif kemudian mendorong inovasi produk dan pengolahan teh herbal secara masif. Dengan berbagai pendampingan yang telah diberikan, Jami’ah Rizqi Herbal semakin dikenal masyarakat luas dan inovasinya bahkan menjadi langganan juara dalam setiap kompetisi yang digelar oleh Pemerintah Kota.

Pertengahan 2022, Kilang Pertamina Plaju kemudian mencoba kemasan baru dalam bentuk kaleng dalam kotak, dilengkapi alat penyaringnya, agar teh herbal itu semakin naik kelas dan layak menjadi souvenir ciamik yang memiliki nilai jual tinggi.

Kini, kelompok Jami’ah Rizqi Herbal, dibantu oleh suami, keluarga dan beberapa kader posyandu, dengan memanfaatkan Kebun Toga Kampung Pangan Inovatifnya langsung tancap gas memproduksi teh herbal secara besar-besaran di tengah momentum G20.

Dia juga terus menyebarkan semangat dan inspirasi kepada tetangganya untuk ikut mengoptimalkan pekarangan dengan berbagai tanaman obat keluarga seperti bunga telang, daun mint, bunga rosella dan lainnya.

Omzet Meningkat Berkali Lipat
Tak ayal, permintaan produksi yang terus meningkat membuat omzet kelompok teh herbal pun juga naik berkali-kali lipat. Pada 2021, rata-rata omzet yang dihasilkan kurang lebih Rp1,5 juta per bulannya.

Peningkatan yang drastis juga terjadi pada 2022. Dimana pada awal tahun meraih omzet Rp2,5 per bulan. Kini, rata-rata omzet yang diperoleh kelompok teh herbal pada 2022 menyentuh angka Rp4 juta per bulan. Terakhir, Bu Jamiah ketiban berkah G20, ia mengantongi omzet senilai Rp16 juta sepanjang Agustus 2022 ini.

Produksi Ramah Lingkungan
Produksi teh herbal dilakukan secara higienis dan ramah lingkungan. Produksi pun dilangsungkan di rumahnya, dipanaskan menggunakan Solar Food Dehydrator Demang Panca (Dehidrator Makanan Energi Panas dan Cahaya).

Selain itu, lokasi budidaya teh herbal di kebun tanaman obat keluarga ini juga telah mendapatkan penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) Utama Tahun 2021 dari KLHK RI yang turut aktif dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim dari lingkup kampung.

Varian Rasa Teh Herbal Bu Jamiah
Ada empat varian rasa yang dipersembahkan kelompok teh herbal untuk para peserta dan tamu EDM-CSWG dan JECMM G20 itu, yakni daun mint, daun bidara alami, bunga rosella dan sambiloto. Adapun khasiat teh daun mint, diyakini dapat membantu meringankan gangguan pencernaan, meredakan gejala pencernaan, seperti gas, kembung dan gangguan pencernaan lain.

Teh rosella, berkhasiat untuk menurunkan kadar lemak dalam darah. Namun ketika dikonsumsi berlebih, teh ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Bunga rosella juga diketahui bisa menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida dalam darah.

Teh sambiloto, meskipun rasanya pahit, namun bermanfaat untuk meredakan gejala flu, seperti bersin-bersin, nyeri tenggorokan, demam, dan batuk pilek, serta mempercepat proses pemulihan flu. Manfaat ini berasal dari kandungan zat yang bersifat antiradang, antibakteri, dan antivirus.

Sementara, teh daun bidara tidak lepas dari kandungan antioksidan yang ada di dalamnya. daun juga mampu mengatasi sariawan dan bibir pecah-pecah. Manfaat teh daun bidara tersebut tidak lepas dari kandungan antioksidan yang ada di dalamnya.

Wujud Dukungan Pertamina Terhadap SDGs dan ESG
Buah hasil kerja keras Kilang Pertamina Plaju yang menggandeng kelompok teh herbal dalam program Kampung Pangan Inovatif itu, hingga mengantarkannya menjadi souvenir pertemuan konferensi G20, selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) keenam yakni menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua.

Tujuan SDGs yang dimaksud lebih spesifik pada target 6.3 dimana pada tahun 2030, diharapkan terjadi peningkatan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman secara global.

Kilang Pertamina Plaju pun dengan demikian telah berhasil menjaga hubungan sosial dengan masyarakat melalui pemenuhan aspek Social sesuai kriteria ESG (Environmental, Social, & Governance) dalam memberikan ruang dan menciptakan wahana berdaya pasca pandemi Covid-19.

Sekilas Tentang EDM-CSWG & JECMM
EDM-CSWG merupakan salah satu kelompok kerja dalam Presidensi Indonesia di G20 dan mempunyai tugas membahas isu-isu pembangunan yang terkait dengan lingkungan hidup dan pengendalian iklim secara berkelanjutan.

Tercatat sebanyak 17 menteri dan 11 wakil menteri negara G20 hadir langsung dalam pertemuan yang digelar satu hari penuh di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Pertemuan bertajuk Joint Environment and Climate Ministers’ Meeting (JECMM) juga diikuti 362 delegasi.