Buntut Lonjakan BBM RI Harga Ikan di Singapura Melonjak 20 Persen

Berita157 views

Inionline.id – Harga rata-rata ikan segar di Singapura yang diimpor dari Malaysia dan Indonesia naik 20 persen sepanjang tahun ini. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor seperti musim hujan, lonjakan harga BBM hingga krisis iklim.

Mengutip CNA, Kamis (22/9), Lee Yit Huat, seorang penjual ikan di Pasar Tekka Singapura, biasanya menghabiskan pasokan ikannya sebelum pasar tutup. Namun, akhir-akhir ini ia masih menyisakan stok ikan segarnya.

Lee mengaku harga makarel Spanyol yang dulu dibanderol 15 sampai 20 dolar Singapura per kilogram, kini naik 5 dolar Singapura menjadi 20 hingga 25 dolar Singapura.

Akibatnya, Lee melihat ada penurunan 5 hingga 10 persen dalam jumlah pelanggan, serta ukuran yang lebih kecil yang dibeli.

“Tidak ada pilihan, sekarang ekonomi juga tidak terlalu bagus. Jadi semua orang akan membeli lebih sedikit, membeli sedikit, tidak membeli banyak,” kata Lee.

“Kadang-kadang saya memberi tahu mereka harganya, (dan mereka menjawab) ‘mahal sekali, saya tidak makan hari ini,’ atau ‘saya makan ikan kecil lainnya, lebih murah’,” imbuh Lee.

Ia mengatakan kenaikan harga ikan ini dipicu oleh lonjakan harga bahan bakar di Indonesia yang membuat para nelayan menjual ikannya lebih mahal.

“Kalau angin muson terlalu kencang, (nelayan) jangan keluar agar tidak boros solar. Ketika musim hujan tiba, kami tidak bisa mendapatkan ikan,” kata Lee.

Selain karena kenaikan harga BBM di Indonesia, minimnya pasokan ikan juga disebabkan oleh krisis iklim.

“Saat ini sulit memprediksi panen. Mungkin karena pemanasan global. Dulu bulan tertentu dapat ikan tertentu, tapi sekarang kita tidak bisa memprediksi,” kata Daniel Pe, Ketua Asosiasi Pedagang Ikan Punggol.

Beberapa konsumen telah beralih ke pilihan yang lebih murah, seperti ikan beku atau ikan budidaya.

Alfred Goh, pemilik Guang’s Fresh Mart, mengatakan inflasi lebih jelas terlihat pada ikan yang lebih mahal karena perbedaan harga tampaknya cukup besar.

Sementara itu, pelaku industri memperkirakan kenaikan harga ikan segar di Singapura akan terus berlangsung hingga akhir Januari.

“Jika musim hujan terus berlanjut, dan maksud saya, Anda tahu kita sedang mengalami pemanasan global, cuaca benar-benar tidak stabil. Jadi jika itu bertahan, maka kami memperkirakan harga akan naik, saya pikir berpotensi 10 hingga 15 persen lagi mungkin selama dua bulan ke depan, ” kata Mr Goh.

Harga kakap putih diperkirakan akan meningkat sekitar 10 persen selama periode monsun, dengan makarel kemungkinan akan mengalami lonjakan yang lebih tinggi sekitar 30 persen.

“Setelah musim hujan berakhir, ini adalah musim liburan. Jadi karena permintaan selama akhir tahun kemungkinan akan lebih baik, harga mungkin tidak akan turun,” kata Goh.

“Setelah Tahun Baru berakhir, saya pikir mungkin setelah Tahun Baru Imlek berakhir pada akhir Januari, maka Anda biasanya mulai melihat harga turun,” katanya.