Akibat Serangan Rudal-Drone Iran di Irak 13 Orang Tewas

Internasional157 views

Inionline.id – Sedikitnya 13 orang tewas setelah Garda Revolusi Iran melancarkan serangan rudal dan drone lintas perbatasan ke wilayah Kurdistan di Irak. Serangan dilancarkan setelah Iran menuduh kelompok bersenjata Kurdi yang berbasis di sana memicu gelombang kerusuhan yang tengah mengguncang wilayahnya.

Kamis (29/9/2022), kematian seorang wanita muda bernama Mahsa Amini (22) pada 16 September setelah ditahan polisi moral Teheran karena melanggar aturan hijab, telah memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran di berbagai wilayah Iran. Penindakan tegas otoritas Iran menewaskan puluhan orang.

Korps Garda Revolusi Iran menuduh kelompok-kelompok Kurdi yang berbasis di Irak telah ‘menyerang dan menyusup ke Iran… untuk menebar ketidakamanan dan kerusuhan dan menyebarkan kerusuhan’.

Setelah serangan lintas perbatasan sebelumnya tidak memicu korban jiwa, serangan terbaru Iran pada Rabu (28/9) waktu setempat dilaporkan telah menewaskan belasan orang di Irak.

“Menewaskan 13 orang, termasuk seorang wanita hamil, dan melukai 58 orang lainnya, kebanyakan warga sipil, termasuk anak-anak,” sebut layanan kontra-terorisme Kurdistan Irak dalam pernyataannya pada Rabu (28/9) malam waktu setempat.

Disebutkan juga bahwa lebih dari 70 serangan dilancarkan Iran dengan menggunakan ‘rudal balistik’ dan drone-drone bersenjata.

Televisi pemerintah Iran dalam pernyataan terpisah ‘menargetkan beberapa markas teroris separatis di Irak bagian utara dengan rudal-rudal presisi dan drone-drone penghancur’.

Merespons serangan itu, pemerintah federal Irak memanggil Duta Besar Iran untuk menyampaikan protes keras.

Sementara Misi Perserikatan Bangsa-bangsa di Irak (UMANI) mengecam serangan itu, dengan menyatakan ‘diplomasi roket merupakan tindakan sembrono dengan konsekuensi menghancurkan’.

Amerika Serikat (AS) dalam tanggapannya, melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Ned Price, juga ‘mengecam keras’ serangan Iran yang disebut ‘serangan kurang ajar’. Kecaman juga dilontarkan Inggris yang menyebut ‘pengeboman membabi-buta’ itu menunjukkan ‘pola berulang dari aktivitas destabilisasi Iran di kawasan’.