Akibat BBM Bersubsidi Naik Harga, Dewan Jabar Mochamad Ichsan Desak Pemprov Jawa Barat Hentikan Proyek-Proyek Index Kebahagiaan

Antar Daerah357 views

Bandung, Inionline.id – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat daerah pemilihan (dapil) Kabupaten Bogor Mochamad Ichsan Maoluddin mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk menghentikan sementara proyek-proyek index kebahagiaan masyarakat Jawa Barat seperti pembuatan alun-alun, pembangunan taman, atau pendirian patung-patung pahlawan.

Menurutnya saat ini yang lebih dibutuhkan masyarakat ialah program-program Pemerintah Provinsi yang efeknya langsung bisa dirasakan masyarakat terlebih banyak yang terimbas akibat naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

“Kalau saran sebetulnya banyak yang harusnya bisa dilakukan, pertama adalah menghentikan project-project pemerintah yang tidak langsung beririsan dengan kebutuhan masyarakat seperti pembangunan alun-alun, melakukan perbaikan program-program yang sebetulnya untuk indeks kebahagiaan bukan yang langsung membantu sektor real di masyarakat,” ujarnya Selasa (13/09/2022).

Ichsan melanjutkan, “Maka salah satu upaya kita (DPRD Jabar) baik teman-teman di badan anggaran yang nota-nota komisi yang tersampaikan itu betul-betul mencerminkan program-program yang beririsan dengan bagaimana agar masyarakat di Jawa Barat bisa berdaya dibalik tekanan ekonomi yang luar biasa,” katanya.

Kemudian Mochamad Ichsan juga menghimbau masyarakat Jabar yang mampu agar berempati kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Rasanya memang setiap entitas kita yang mempunyai kelebihan, bisa juga berbagi kepada mereka yang membutuhkan, sebenarnya kuncinya bagaimana mengembalikan lagi harga BBM kepada harga sebelumnya, tidak lantas kemuidan menjadi beban masyarakat, tetapi bagaimana kebijkan mengurus negara mengurus sektor-sektor real agar tidak bergejolak itu mempertahankan stabilitas agar aman terkendali,” tutur Mochamad Ichsan.

Bantuan langsung tunai (BLT) pun dinilainya hanya solusi jangka pendek dari Pemerintah karena sifat ketahanannya hanya sementara.

“Oleh karena itu yang paling penting sekarang adalah bagaimana Pemerintah Pusat kembali evaluasi dan akhirnya kenaikan harga BBM bersubsidi itu dibatalkan,” tandasnya.