Wamendag Menyebut Harga Telur Melambung Karena Permintaan Tinggi dan Distribusi

Ekonomi257 views

Inionline.id – Jerry Sambuaga Wakil Menteri Perdagangan menyebut harga telur melambung tinggi karena permintaan tinggi dan distribusi.

Oleh karenanya, Kementerian Perdagangan rutin melakukan cek lapangan ke pasar dan berbincang dengan para pedagang untuk mencari solusinya.

“(Penyebabnya) demand tinggi dan distribusinya,” katanya ditemui di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Sabtu (27/8).

Namun ia tak merinci lebih jelas mengapa permintaan saat ini tinggi dan masalah distribusi yang dihadapi.

Ia hanya mengatakan Kemendag saat ini terus melakukan komunikasi dengan pedagang dan berbagai asosiasi untuk menemukan solusi sehingga harga telur bisa turun dalam waktu dekat.

“Kita sudah menghubungi stakeholder yang ada, ini bisa jadi solusi. Saya setiap hari melihat memang betul sedang naik-naiknya, tapi ada juga harga yang turun. Kami juga selalu koordinasi dengan asosiasi supaya bisa normalisasi harga, cek terus dengan stakeholder, kita cek terus stok, supaya bisa harga turun di pasar,” kata dia.

Kendati demikian, ia memastikan bahwa stok aman dan tidak ada masalah. Memang distribusinya yang sedikit terganggu di saat permintaan lagi tinggi-tingginya.

“Saya cek setiap hari (stok) aman. Mendag, seluruh jajaran Kemendag (cek stok), semua stok aman. Kita cek setiap hari,” pungkasnya.

Diketahui, saat ini harga telur di pasaran tembus lebih dari Rp30 ribu per kilogram. Bahkan asosiasi peternak menyebutkan harga telur saat ini tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Sementara, harga bahan pokok lain dikatakan harganya stabil. Misalnya minyak goreng yang sebelumnya pernah jadi polemik, harganya turun dan bahkan di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET).

“Hampir 90 persen pasar yang saya kunjungin di luar Jawa pun sudah di bawah HET harganya. Di bawah Rp13 ribu, di Solo itu Rp12 ribu per liter. Keberhasilan yang kita dapatkan untuk minyak goreng di bawah HET, ayam juga demikian, daging juga demikian, bawang juga demikian, cabai juga, yang masih naik itu telur,” kaat Jerry.

Sebelumnya Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso menduga harga telur ayam naik salah satunya disebabkan oleh program bantuan sosial (bansos) berbentuk bagi-bagi telur dari Kementerian Sosial (Kemensos).

Ia menjelaskan kenaikan harga telur juga terjadi karena harga pakan yang naik imbas perang Rusia-Ukraina.

Ia menyebut sebelum perang Rusia-Ukraina, harga pakan hanya Rp6.250 per kg. Namun saat ini harga pakan melonjak Rp7.600 per kg.

Tak hanya karena lonjakan harga pakan, faktor cuaca juga turut mempengaruhi harga telur. Pasalnya, selama musim pancaroba beberapa waktu lalu banyak ayam sakit dan produksi telur menurun.

“Pancaroba kemarin ini menyebabkan banyak ayam yang sakit,” kata dia.