Tito Minta Pemda Mencegah Warga ‘Panic Buying’ Imbas Inflasi

Ekonomi657 views

Inionline.id – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah tidak membuat panik masyarakat mengenai ancaman buruk dari inflasi.

Dia mengatakan inflasi memang harus ditangani dengan serius. Akan tetapi, komunikasi publik terhadap masyarakat juga perlu diperhatikan guna mencegah panic buying.

“Jangan sampai menggunakan bahasa yang membuat masyarakat panik, kaget, karena sentimen panik masyarakat itu akan bisa men-trigger yang kontraproduktif, misalnya terjadinya panic buying, ramai-ramai membeli kemudian stok barang karena takut kenaikan harga dan lain-lain,” ujar Tito di Kantor Kemendagri, Selasa (30/8).

Dia pun meminta pemerintah daerah agar menempatkan inflasi menjadi isu prioritas. Menurutnya, pengendalian inflasi harus dilakukan secara optimal.

Apabila selama ini pemerintah daerah seolah autopilot menghadapi masalah ekonomi, kini Tito ingin lebih ketat memantau serta mengendalikan inflasi.

“Sekarang sudah harus menempatkan isu ini menjadi isu yang penting sama seperti kita waktu menangani pandemi,” sambung dia.

Tito juga meminta Pemda bekerja sama dengan pemangku kepentingan atau stakeholder terkait seperti TNI-Polri, Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS) hingga perbankan untuk mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi terkait inflasi di daerah masing-masing.

Tak hanya itu, Tito juga bakal menindak tegas pihak-pihak yang mengganggu stabilitas pangan nasional. Sebab, rakyat dapat dirugikan apabila bahan pokok menjadi langka di pasaran.

“Maksudnya begini, kan mungkin ada yang nimbun ya, itu enggak boleh. Kan karena akan mengurangi rantai, mengganggu rantai distribusi, akibatnya bahan pokok jadi langka,” kata Tito.

Tito juga menyebut inflasi Indonesia masih relatif stabil dibanding negara lain. Contohnya Amerika Serikat, Turki, dan Sri Lanka.

Meski demikian, Tito menyebut tingkat inflasi di daerah bervariatif. Ada sejumlah daerah yang tingkat inflasinya di atas angka nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat inflasi sebesar 4,9 persen pada Juli 2022 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy). Inflasi tahunan yang berada di atas 4 persen ini merupakan yang tertinggi sejak 2017.

Presiden Jokowi juga mengakui inflasi sedang menjadi momok bagi semua negara, termasuk Indonesia. Inflasi melonjak karena harga pangan dan energi meningkat drastis setelah perang Rusia-Ukraina.