Karena Waswas Serangan Rusia, Perayaan Kemerdekaan Ukraina Dilarang

Internasional157 views

Inionline.id – Serangan Rusia masih mengancam warga Ukraina. Ancaman serangan Rusia membuat Otoritas Ukraina melarang warganya menggelar perayaan meriah Hari Kemerdekaan.

Selasa (23/8/2022), otoritas Ukraina menyebut Rusia menembakkan sejumlah roket ke beberapa kota di sebelah utara dan barat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia. Pembangkit nuklir terbesar di kawasan Eropa itu kini sudah dikuasai pasukan Moskow.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (23/8/2022), otoritas Ukraina menyebut Rusia menembakkan sejumlah roket ke beberapa kota di sebelah utara dan barat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia — pembangkit nuklir terbesar di kawasan Eropa — yang kini dikuasai pasukan Moskow.

Serangan artileri dan roket di dekat kompleks PLTN Zaporizhzhia, tepi selatan Sungai Dnipro, memicu seruan agar area itu didemiliterisasi. Warga Ukraina yang tinggal dekat PLTN itu menyuarakan kekhawatiran jika serangan mengenai salah satu dari enam reaktor nuklir yang bisa memicu bencana nuklir.

“Tentu saja, kami khawatir … itu rasanya seperti duduk di atas tong mesiu,” sebut salah satu warga kota Enerhodar, Alexander Lifirenko. Kota Enerhodar kini dikuasai pasukan pro-Moskow.

Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan warganya kalau Rusia bisa saja melakukan ‘sesuatu yang sangat buruk’ menjelang peringatan 31 tahun kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet. Hari Kemerdekaan Ukraina diperingati 24 Agustus.

Dokumen otoritas Kiev menunjukkan perayaan publik untuk Hari Kemerdekaan Ukraina dilarang mulai Senin (22/8) hingga Kamis (25/8) mendatang. Hal itu dikarenakan kemungkinan adanya rentetan serangan roket terbaru.

Pertemuan Publik Selain di Kiev Juga Dibatasi

Selain Kiev, beberapa wilayah lainnya di Ukraina juga membatasi pertemuan publik. Salah satunya di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina yang sering menjadi sasaran serangan artileri dan roket jarak jauh.

Wali Kota Kharkiv Ihor Terekhov mengumumkan perpanjangan jam malam mulai pukul 16.00 waktu setempat hingga pukul 07.00 waktu setempat, berlaku mulai Selasa (23/8) hingga Kamis (25/8) waktu setempat.

Di kota pelabuhan Mykolaiv dekat wilayah yang dikuasai Rusia di bagian selatan Ukraina, Gubernur setempat Vitaliy Kim menyatakan otoritas setempat merencanakan instruksi agar warga bekerja dari rumah pada Selasa (23/8) dan Rabu (24/8) waktu setempat.

Otoritas setempat juga mendorong warganya untuk tidak berkumpul dalam kelompok-kelompok besar.

Hampir 9 Ribu Tentara Ukraina Tewas

Hampir 9.000 tentara Ukraina telah tewas sejak invasi Rusia dimulai pada akhir Februari lalu. Dilansir dari kantor berita AFP, angka tersebut disampaikan panglima tertinggi Ukraina, Valeriy Zaluzhny pada Senin (22/8) waktu setempat.

Valeriy Zaluzhny mengatakan kepada sebuah forum bahwa anak-anak Ukraina membutuhkan perhatian khusus “karena ayah mereka telah pergi ke garis depan dan mungkin termasuk di antara hampir 9.000 pahlawan yang terbunuh”.

Para pejabat Ukraina jarang sekali memberikan perincian tentang korban militer dalam hampir enam bulan perang yang berlangsung. Angka perkiraan terakhir yang disampaikan adalah pada April lalu ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan hingga 3.000 tentara Ukraina telah tewas dan 10.000 terluka.

Pasukan Rusia hingga saat ini terus melanjutkan serangan-serangannya terhadap sejumlah wilayah Ukraina. Zelensky bahkan memperingatkan potensi serangan-serangan yang lebih serius dari Moskow menjelang peringatan 31 tahun kemerdekaan negara itu.