Impor Batu Bara Rusia Resmi Dihentikan Uni Eropa

Internasional257 views

Inionline.id – Uni Eropa (UE) secara resmi melarang impor batu bara dari Rusia, mulai Rabu (10/08). Pelarangan tersebut merupakan bagian dari paket sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. UE meluncurkan beberapa sanksi pada April lalu, salah satu yang pertama ditujukan langsung adalah sanksi terhadap industri energi Moskow.

Rentang waktu dari April hingga Agustus ini dimaksudkan bagi negara-negara di Eropa untuk mencari energi alternatif, yang berarti meningkatkan pasokan batu bara dari negara lain. Bila perlu, mulai meningkatkan produksi dalam negeri atau mencari alternatif lain untuk menghasilkan energi listrik.

Ketergantungan UE pada impor batu bara Rusia

Uni Eropa masih sangat bergantung pada impor batu bara Rusia untuk menghasilkan listrik. Rusia menyumbang 70% dari impor batu bara termal di Uni Eropa, tulis dalam sebuah laporan oleh Bruegel, sebuah think tank yang berbasis di Brussels yang berfokus pada isu-isu kebijakan dan ekonomi.

Jerman dan Polandia juga sangat bergantung pada impor batu bara termal, tambah laporan tersebut. Perwakilan dari Asosiasi Eropa untuk Batu Bara dan Lignit (Eurocoal) Brian Ricketts mengatakan kepada DW bahwa dia memperkirakan UE akan mulai mengimpor lebih banyak pasokan batu bara daripada sebelumnya.

“Kami yakin itu akan terjadi karena produksi listrik dari gas yang mencapai 120 terawatt jam akan digantikan oleh batu bara dan lignit. Itu akan menghemat sekitar 22 miliar meter kubik gas per tahun, jauh lebih banyak daripada ukuran individu lainnya,” kata Rickett.

Uni Eropa terus meningkatkan pasokan batu bara dari beberapa negara, seperti Kolombia, Australia, dan Amerika Serikat (AS), menurut data dari layanan pengiriman Braemar.

UE tingkatkan pasokan batu bara dari negara lain

Negara-negara di Eropa telah mengimpor sebanyak 7,9 juta metrik ton batu bara termal pada bulan Juni lalu, yakni lebih dari dua kali lipat dari tahun ke tahun, ungkap laporan Braemar. Namun, volume tersebut hanya sekitar 2 juta ton lebih sedikit dari pada bulan April dan Mei.

Menurut Braemar, Kolombia telah mengimpor sebanyak 1,2 juta ton pada Juni lalu, lebih banyak dibandingkan dengan 287.000 ton pada Juni 2021. Demikian pula dengan impor batu bara termal dari Australia yang menjadi rekor tertingginya, yakni sebanyak 1,1 juta ton pada bulan Juni. Impor dari AS juga naik hampir 28% dari tahun ke tahun di bulan Juni.

Pekan lalu di Brussels, Kepala Juru bicara Komisi Eropa Eric Mamer mengatakan bahwa ia mengharapkan negara-negara anggota untuk tetap berpegang pada sanksi tersebut, mengingat para pemimpin mereka dengan suara bulatnya, telah menyetujui keputusan itu di Dewan Eropa.

“Tentu saja kami akan memantau situasinya, tetapi kami tidak ragu bahwa negara-negara anggota akan menerapkan keputusan itu,” kata Mamer.

Tantangan energi UE

Bruegel mengatakan dalam laporannya, yang diterbitkan pada bulan Maret, bahwa mengganti pasokan energi dari batu bara Rusia hanyalah bagian dari tantangan energi yang akan dihadapi UE. Uni Eropa mungkin perlu mengimpor lebih banyak batu bara jika ingin menghentikan pasokan gas dan minyak dari Rusia, ungkap laporan tersebut.

Pada bulan Juli kemarin, UE telah mengumumkan paket sanksi lainnya, termasuk embargo parsial terhadap minyak Rusia. Sanksi tersebut melarang impor minyak Rusia melalui laut sejak 5 Desember 2022, dan produk minyak bumi yang akan dimulai pada 5 Februari 2023.

UE mengatakan bahwa impor pipa minyak Rusia tetap diizinkan, tak terkecuali di negara-negara yang bergantung pada minyak seperti Hungaria dan Slovakia. Rencana gas darurat Uni Eropa untuk menopang pasokan gas di musim dingin juga mulai berlaku minggu ini.

Uni Eropa terus meningkatkan impor batu bara untuk menutup potensi kekurangan energi di wilayah negara anggotanya. Meskipun begitu, Badan Energi Internasional pada Juni mengatakan bahwa Eropa juga harus meningkatkan efisiensi dan energi terbarukan, seperti tenaga nuklir, untuk mengantisipasi kelangkaan energi.

Kebijakan terhadap penggunaan energi tersebut diputuskan secara nasional di dalam lingkup negara anggota UE dan bisa sangat bervariasi.