Di Tengah Isu Harga BBM Naik Jokowi Bagikan BLT ke 20,6 Juta Keluarga

Ekonomi157 views

Inionline.id – Di tengah isu kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar subsidi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mulai membagikan tambahan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp150 ribu.

“Kami mulai membagikan BLT BBM yang diberikan ke masyarakat selama empat bulan Rp150 ribu,” ungkap Jokowi dalam keterangan resmi yang disiarkan lewat YouTube, Rabu (31/8).

Ia mengatakan BLT tersebut diberikan kepada 20,6 juta keluarga penerima manfaat (KPM) selama empat bulan. Dengan demikian, masing-masing penerima akan mendapatkan total BLT sebesar Rp600 ribu.

“Jadi (total) BLT Rp600 ribu,” imbuh Jokowi.

BLT ini diberikan secara langsung dalam dua tahap. Masing-masing tahap akan diberikan sebesar Rp300 ribu.

“Hari ini dimulai di kantor PT Pos Indonesia (Persero) Kabupaten Jayapura,” terang Jokowi.

Selain itu, pemerintah juga memberikan BLT sebesar Rp600 ribu kepada 16 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta. Bantuan itu akan diberikan satu kali.

“Juga diberikan subsidi BBM subsidi pagi pekerja sebesar Rp600 ribu untuk kurang lebih 16 juta pekerja,” jelas Jokowi.

Ia berharap tambahan BLT ini mampu menjaga daya beli masyarakat jika harga BBM pertalite dan solar bersubsidi naik.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan total anggaran yang disiapkan untuk menambah subsidi sebesar Rp24,17 triliun.

Ia menjelaskan pemerintah belum menentukan sumber dana untuk menambah subsidi BBM yang sebesar Rp24,17 triliun. Hal yang pasti, dananya akan berasal dari APBN.

“(Dana tambahan subsidi BBM) dari APBN. Pokoknya nanti akan kami sampaikan,” terang Sri Mulyani.

Sementara, Sri Mulyani menjelaskan anggaran subsidi energi tak akan dikurangi karena alokasi pertalite dan solar bersubsidi berpotensi jebol pada Oktober 2022. Dengan demikian, negara harus menambah anggaran agar pasokan pertalite dan solar subsidi cukup sampai akhir tahun.

Sejauh ini, alokasi pertalite sebanyak 23 juta kiloliter (kl) dan solar bersubsidi 15 juta kl. Pemerintah memproyeksi alokasi pertalite jebol menjadi 29 juta kl dan solar menjadi 17 juta kl.

Dengan asumsi kurs Rp14.700-Rp14.800 per dolar AS, Sri Mulyani memproyeksi anggaran subsidi energi berpotensi tembus Rp698 triliun.

“Dengan perkembangan itu, subsidi dan kompensasi yang sudah kami naikkan ke Rp502 triliun, itu tidak mencukupi, artinya Rp502 triliun sudah pasti dipakai semua, bahkan akan naik menjadi Rp698 triliun, karena tadi volume naik dan kurs lebih lemah dan harga minyak di atas US$100 per barel,” jelas Sri Mulyani.