Aksi Berlutut Sebelum Kickoff akan Ditiadakan Premier League

Inionline.id – Aksi berlutut sebelum kickoff di Premier League dianggap sudah mulai hilang maknanya. Oleh karenanya, aksi tersebut bakal dihilangkan musim ini.

Aksi berlutut itu awalnya dimulai pada Juni 2020, ketika kompetisi bergulir lagi setelah ditunda karena pandemi COVID-19. Itu adalah aksi solidaritas atas terbunuhnya warga Amerika Serikat George Floyd oleh polisi.

Para pemain Premier League saat itu bersama-sama ingin memerangi aksi rasialisme di kompetisi itu. Sebab saat kompetisi terhenti, para pemain dengan kulit berwarna rupanya banyak mendapat pelecehan.

Setelah itu, Premier League mewajibkan aksi berlutut sebelum kickoff pertandingan sepanjang musim 2020/2021 hingga 2021/2022. Itu merupakan simbol perlawanan kepada aksis rasisme, dengan kampanyenya bernama No Room for Racism yang juga ditempel di lengan jersey para pemain.

Tapi, tidak semua klub setuju dengan kampanye tersebut. Bournemouth bahkan sudah sejak Februari 2021 tidak mau berlutut karena merasa kampanye itu sudah salah arah dan kehilangan makna.

Beberapa pemain Premier League seperti Wilfried Zaha dan Marcos Alonso bahkan sudah menolak secara pribadi terkait gestur tersebut. Penolakan itu pun sampai ke para petinggi Premier League.

Oleh karenanya, Premier League akan mengadakan rapat lanjutan bersama 20 kapten tim untuk membicarakan apakan perlu aksi berlutut dilanjutkan di musim 2022/2023 atau tidak. Rapat pertama sudah dilakukan pekan lalu.

Lalu, ada juga opsi aksi berlutut tetap diadakan namun hanya di pertandingan tertentu, agar maknanya tidak semakin hilang. Keputusan itu akan dibuat secepatnya mengingat Premier League akan kickoff di Selhurst Park, Sabtu (6/8) dinihari WIB kala Crystal Palace menjamu Arsenal.

Aksi berlutut itu masih dilakukan saat Liverpool bertemu Manchester City di Community Shield akhir pekan lalu.